Malam itu Angga dan Santi sedang berbicara santai diteras belakang rumah mereka.
"Tidak terasa ya Pah, Dinar dan Dirham sudah besar, sebentar lagi Dirham kuliah, kalau waktu itu Dinar tidak telat masuk sekolah, dia bisa menyusul kuliah setelah Dirham."
"Dinar kan harus ke psikiater secara intensif, demi menghilangkan trauma luka dihatinya, karena kehilangan kedua orangtuanya. Dinar termasuk anak yang pintar, karena tidak butuh waktu yang lama untuk dia pulih kembali."
"Walaupun kadang dia suka termenung, Aku bersyukur dia tidak sampai depresi."
Santi mendengarkan dengan seksama ucapan suaminya.
---
Dirham didalam kamarnya sedang sibuk mencari brosur-brosur tempat kuliah yang didapatnya dari sekolahnya tadi siang.
Dia keluar kamar membuka laci yang berada di ruang tengah berharap dapat menemukannya, namun yang dicari tidak terlihat.
Dia melihat kedua orangtuanya sedang berbicara diteras belakang, dia melihat brosur itu terletak diatas meja.