"Dirhaaam ... ayo sarapan Nak," Santi memanggil anaknya untuk segera keluar dari kamar.
Namun Dinarlah yang keluar dari kamar duluan. Sedangkan Dirham masih duduk dipinggir kasurnya, melamun memikirkan apa yang terjadi semalam tanpa mengindahkan panggilan Ibunya.
"Pagi Om, Tante, Mas Dirham belum keluar ya Tan?"
Bukannya jawaban yang diterima Dinar, namun Santi bangun dari duduknya dan meninggalkan mereka dimeja makan, menuju ke kamar Dirham.
"Tante tidak mendengar suara kamu Dinar, mungkin dia sedang lelah, tolong jangan diambil hati ya, ayo kita sarapan duluan," Angga berkata dengan lembut sambil menenangkan hati Dinar.
Tidak mungkin tante Santi tidak mendengarnya, dia berbicara didepannya, mereka berhadapan langsung diruang makan, perasaan Dinar sedikit tidak enak.
"Dinar langsung berangkat aja Om, tolong bilang Tante, Dinar buru-buru ada piket pagi ini," pamit Dinar sambil menghela napas dan berlalu setelah mencium tangan Angga.
"Tunggu Dinar, Om juga harus berangkat pagi ada meeting dikantor, mungkin Dirham berangkat ke sekolah naik motornya sendiri," Angga menyusul berjalan dibelakang Dinar .
Merekapun sudah berada didalam mobil yang biasa mengantar Dinar dan Dirham ke sekolah.