Pagi ini Dinar harus berangkat kesekolah lebih awal, karena dia harus mempersiapkan diri untuk mengikuti ulangan semester ganjil.
Ketika dia hendak memakai kaos kaki dia melihat seluruh jari kakinya agak sedikit bengkak. Semalam dia juga merasakan tubuhnya meriang, untung Mbok sudah memberinya obat, setelah sarapan.
Dinar keluar dari dalam kamarnya dengan sedikit tertatih-tatih dan menuju ke ruang makan hendak berpamitan ke Om Angga.
Di saat yang sama, Dirham juga keluar dari dalam kamarnya.
Kamar mereka berhadapan walaupun agak jauh. Dinar berhenti sebentar sambil memandangi Dirham. Dirham pun yang sadar kalau dirinya diperhatikan Dinar seolah tidak perduli dan berjalan santai ke meja makan. Dinar pun mengikutinya, dan duduk didekat Om Angga.
"Bagaimana luka kaki kamu Dinar? kenapa jalannya masih seperti itu? kita kerumah sakit saja ya, Om antar kamu atau kamu mau diantar Dirham?" tanya Om Angga, memecah keheningan dimeja makan, yang tanpa dihadiri Tante Santi.
"Aku pulang kerumah agak sorean hari ini Pah, mau belajar kelompok sama teman sekolah," jawab Dirham yang memotong pembicaraan Ayahnya dengan sedikit cuek, seperti menghindari perintah Ayahnya.
"Sudah mendingan Om, Dinar hari ini ijin diantar sekolah Mang Dirman, boleh Om? karena ada ulangan semester ganjil, Dinar harus berangkat awal, Dinar pamit ya Om," sambil mencium tangan Om Angga.
"Kamu ngga sarapan dulu Dinar?"