Dinar tergesa-gesa masuk ke dalam kelasnya, karena percakapan Dirham dan Om Angga, yang membuatnya hampir terlambat. Dengan langkah yang sedikit tertatih-tatih, dia hampir saja terjatuh.
Tiba-tiba ada sepasang tangan kekar yang memapah pundaknya dengan lembut. Yang ternyata seorang siswa dengan wajah yang tampan dan kharismatik.
Dinar sedikit terkejut. Sepertinya dia siswa baru, karena Dinar baru melihatnya. Walaupun mereka belum saling mengenal tapi siswa itu sangat ramah dan baik.
"Hei, kaki kamu sakit? Aku antar ke kelas ya? Oh iya, aku Rio, anak baru, itu ruang guru kan?" siswa itu menyapa dan memapah Dinar sambil memastikan lokasi ruang guru.
Mata mereka beradu, namun dengan cepat Dinar mengalihkan wajahnya, tapi Rio masih mencuri pandang, sesekali memperhatikan wajah Dinar yang cantik.
Mereka sudah sampai didepan kelas Dinar. Rio berlalu meninggalkan Dinar menuju ke ruang guru.
---
"Hmm lucu juga dia, aku lupa menanyakan namanya, kenapa aku selalu bodoh kalau berhadapan dengan cewek cantik, dasar aku," ucap Rio dalam hatinya sambil menepuk dahi dengan tangan kanannya sambil tersenyum malu.
Rio pun berbalik badan setelah memperhatikan Dinar yang masuk kedalam kelasnya.
---
Bell istirahat berbunyi. Dinar duduk sendiri dibawah pohon rindang, yang berada tidak jauh dari kelasnya.
Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya, dan dengan cepat duduk disampingnya.