Blurb
Usia bukanlah jaminan kedewasaan seseorang, pendapat ini sangat benar.
Aku yang awalnya tidak yakin, Aryo mampu menjadi kepala keluarga karena usianya yang sangat muda, harus bertekuk lutut padanya. Dia ternyata sangat romantis dan paham tugasnya sebagai seorang suami.
Bahkan, aku yang merasa jauh lebih kecil darinya yang bijak. Kesabarannya dalam menghadapiku yang keras kepala, sangat luar bisa. Dia juga yang membimbingku berubah ke arah yang lebih baik, dengan kalimat-kalimat puitis tanpa harus melukai.
""Mba! Kalau memang belum siap, aku sabar menunggu. Tapi, satu hal yang harus Mba tau! Bagiku pernikahan merupakan ibadah dan satu hal yang sakral. Meskipun satu saat Mba meminta pisah, aku tidak akan mau! Karena di keluargaku, sangat tabu perceraian." Aryo.
"Tolong jelaskan padaku dengan jujur, kenapa kamu mau menikah dengan perempuan yang usianya jauh lebih dewasa dari kamu? Bukankah kamu memiliki banyak pengikut, banyak yang menyukai konten kamu. Kenapa kamu memilih aku? Apa karena kamu kasihan padaku?" Aida ask.
"Mba! Kamu harus percaya pada takdir, Allah menciptakan manusia itu berpasang-pasangan. Begitu juga dengan semua yang ada di muka bumi. Aku sudah istiqarah sebelum meminta Mba pada papa dan mama. Ternyata, memang Mba yang ditakdirkan Tuhan melintas dalam kepala setelah berdoa panjang. Kalaupun ingin mengelak, sebenarnya aku bisa melakukan hal tersebut, karena kita tidak melakukan apa-apa waktu itu. Tetapi, ya, sudahlah! Aku akan tetap berusaha jadi suami yang baik. Walau Mba belum bisa menerimaku sebagai seorang suami." Aryo Quote.