Dinner Party

Khay khay
Chapter #3

Dream

"Hah hah, mimpi itu lagi?" Gumam seorang gadis cantik berusia 26 tahun

"Mimpi dan ingatan itu lagi? ayah aku merindukanmu," ucap gadis itu sendu 

Saat tengah sibuk berpikir tentang mimpi yang selalu hadir dalam tidurnya, tak sengaja matanya melihat pantulan dirinya dicermin yang berada di hadapannya membuat gadis itu shock bukan kepalang pasalnya ia seperti melihat hantu dengan rambut acak-acakkan dan mata sembab sehabis menangis karena mimpinya tadi, ditambah dengan make up yang luntur menambah kesan menakutkan diwajahnya, ia baru ingat bahwa dirinya lupa membersihkan make up dan tidak mengganti bajunya karena lelah yang mendera tubuhnya tidak bisa ia tahan lagi membuat dirinya memutuskan untuk langsung terjun ke alam mimpi tanpa melakuan ritual malam seperti yang biasa gadis itu lakukan.

Masih shock dengan keadaan wajahnya yang mengenaskan gadis itu harus dikejutkan lagi dengan pintu kamarnya yang dibuka paksa menimbulkan suara keras yang membuyarkan lamunannya.

"Brak"

Kemudian disusul dengan suara cempreng khas seorang gadis ceria yang mampu memecah keheningan di kamar gadis 26 tahun tersebut.

"Bangun Putri tidur,sampai kapan kau akan tidur terus, lihatlah pangeranmu belum datang jadi bangunlah sendiri," ucap seorang gadis berparas manis dan matanya yang sipit menandakan dirinya memiliki darah campuran China-Amerika

"Meg kau mengagetkankanku," ucap gadis tadi dengan kesal sambil menatap orang yang ia panggil Meg yang tidak lain dan tidak bukan adalah sahabatnya - Megy Lee

"Ya ampun Anna apa yang terjadi pada wajahmu, kenapa seperti itu?" Tanya Meg sambil melangkahkan kakinya mendekati sahabatnya yang ia panggil Anna - Hannah Natasya

"Aku tidak apa-apa Meg, bukankah ini sering terjadi, aku sudah terbiasa," jawab Anna meyakinkan untuk menghilangkan kekhawatiran sahabatnya karena ia tahu Meg akan sangat khawatir apabila terjadi sesuatu pada dirinya.

"Kau memimpikan kejadian itu lagi Anna?" Tanya Meg khawatir

"Ya begitulah, seperti rekaman yang terus diputar berulang kali dengan cerita dan alur yang sama membuatku frustrasi sekaligus sedih dalam satu waktu, tapi kali ini aku tidak apa-apa. Aku mampu meghadapinya karena sebentar lagi semuanya akan kembali ke tempat seharusnya berada." Ucap Anna dengan senyum mengembang diwajahnya dengan matanya menatap lurus ke arah Meg - sahabatnya

Yang ditatap malah menunjukkan ekspresi ketakutan

"Ya itu benar Anna, tapi bisakah kau tidak tersenyum dengan wajah seperti itu. Kau tampak menakutkan." Ucap Meg ngeri melihat wajah sahabatnya lebih tampak seperti seorang psikopat yang akan membunuh korbannya.

"Ha,ha,ha, sialan kau Meg,"

Tak terima mendengar apa yang diucapkan sahabatnya membuat Anna melemparkan bantal ke wajah Meg dan membuat sahabatnya kesal.

"Anna kau kurangajar." Teriak Meg membalas perbuatan sahabatnya itu.

Seketika itu tawa keras langsung mengisi keheningan kamar yang sedari tadi senyap itu.

"Meg, ha ha ha, lihatlah wajahmu sudah seperti kepiting rebus saat kau kesal, kau tau itu sangat lucu," ucap Anna diselingi tawa.

Melihat sahabatnya tertawa membuat Meg tersenyum lalu ikut tertawa bersama, baginya tawa sahabatnya lebih langka dari apapun yang ada di dunia. Selama 20 tahun Meg mengenal Anna dapat dihitung dengan jari berapa kali sahabatnya itu tertawa bahagia bukannya ia tidak tahu apa yang membuat sahabatnya jadi seperti ini tapi apa yang terjadi pada sahabatnya juga terjadi pada dirinya dan Jo - sahabat Meg dan Anna. Mungkin itulah yang menyebabkan ia dapat merasakan kesedihan dihati sahabatnya. Kesedihan Yang membentuk luka besar, terlalu besar sehingga dirinya yang dokter saja tidak mampu menjahitnya untuk menutup luka dihati sahabatnya itu.

Tidak ada yang paling menyedihkan bagi seorang anak selain kehilangan orangtuanya, mereka 'dipaksa' dewasa diumur yang seharusnya dihabiskan untuk bermain dan belajar, masa kecil mereka direnggut dan hilang tak bersisa. Mereka dipaksa menapaki dunia yang terlalu kejam bagi seorang anak.

Bagi Meg kenyataan itu memang menyedihkan tapi ia tak bisa berlarut-larut dalam kesedihan, ada banyak orang yang menyayanginya menginginkan ia bangkit dan menghadapi dunia. Paman, bibi, Anna, Jo, dan Tante Alexa adalah sekian banyak orang yang menyayanginya, ia merasa hidupnya masih cukup beruntung dengan dikelilingi orang-orang tersayang sekalipun tanpa sosok orang tua.

"Meg Meg, kau melamun?" Tanya Anna sambil menggoyang-goyangkan badan sahabatnya takut terjadi apa-apa

Merasakan badannya ada yang menggerakkan membuat Meg tersadar dari lamunannya,

"Eh iya Anna, kenapa?" Tanya Meg tersadar dari lamunan masa lalunya itu.

"Kau tadi melamun, aku takut, karena kau tiba-tiba terdiam saat kita tertawa bersama tadi, aku pikir jangan -jangan kau kerasukan setan," jawab Anna khawatir

Lihat selengkapnya