Dionysus

Ratihcntiia
Chapter #1

Stop, please.

"Panchali is beautiful princess in story mahabarat," 

Cewek dengan garis wajah sunda itu menoleh kesal, "Udah dong, tiap ketemu orang gue disebut itu mulu."

"Loh, gapapa dong Chal. Artinya lo cantik, kayak putri. Princess Panchali dwirupadi."

"Bim, kalau masih nyebelin mending minggat." sahut Panchali kejam.

Bima menggeleng paksa, "Gue tidur dimana dong?"

"Di pinggir pantai aja, biar sekalian hanyut."

"Jahat lo, Chal. Untung muka lo membantu supaya gue tidak melakukan hal kasar." jawab Bima melirik sinis.

Panchali melotot, "Gue pites palamu biar sekalian pitak."

"JA—"

I'm going solo... 

"Stop it, jangan banyak omong."

Bima mematung, sedangkan Panchali mengangkat HP-Nya cepat. "Halo, ma?"

"Dah sampai kamu?"

"Sudah."

"Oke deh, hati-hati kalau mau jalan-jalan."

"Iya, ma. Always,"

"Mama tutup."

"Loh, cepet ba—"

"Assalamualaikum."

Tut.

"Gwencana, i'm Ok." ucap Panchali terbawa suasana sembari menyanyikan lagu iKON.

"Hei, keliling yuk?"

Mata Panchali terbinar sempurna, "Mau ayo."

®®®

Suasana Pantai Mandorak memecah kesempurnaan alam. Panchali yang niat nya gak mau basah-basahan, mesti turun tangan. Mau ikut-ikutan nyelem.

"GILE GILE, DINGIN CUK." 

Kiana meringis pelan, "Chal, lo cuma pake kaos dalam doang kan? Gak menggigil?"

Panchali melotot, "Ki, jangan teriak."

"UWuuu, hm. Untung tahan nafsu," celetuk Bima tersenyum penuh arti.

Dira menggelepak, "Tahan Bim, dia mah rata."

Panchali semakin tak nyaman, "Gue udahan ya?"

"EH CHALL, BERCANDA KEULEUS!!!!!!!"

"CHAL, SINI JANGAN UDAHAN!!"

Kiana menggelepak kedua kepala temannya, "Mesum sih!"

Bima dan Dira saling berpandangan, "Loh, Kiana gak polos dong?"

Dira ketawa, "Hm hm, emang Panchali doang yang masih polos. Buat gue!"

"Anying," dengus Bima bangkit dari duduknya. Dan berlari mengejar Dira dan Kiana.

Suasana sore ini benar-benar dingin, sedangkan Panchali hanya memakai baju ketekan pendek, dan celana diatas lutut. Mana kamar nya jauh dari area pantai, kan nyebelin.

"Huh, makin gak nyaman gue." celetuknya kesal. "Mana badan dingin,"

Sret.

"Anj—"

Panchali melengah memundurkan langkah menoleh ke arah kiri terkaget kecil. 

"Woi, anjing. Ngapain lo disitu?"

Panchali terlonjak kaget, oh.... Jadi yang menarik busur tadi cowok ini?

"Heh, harusnya gua yang nanya. Ngapain pasang busur di pinggir pantai sih? Sok keren lo." ketus Panchali tak peduli seberapa keren cowok yang kini sudah menggepalkan tangannya kesal.

"Ck, anak baru disini? Atau cuma wisatawan?" 

Lihat selengkapnya