Ada keluarga besar berkumpul di rumah, untuk bahas apa ? Mudah-mudahan jangan membahas kami lagi, kasihan Melani selalu tertekan aku bermonolog dalam hati.
Wajahnya terlihat sangat lelah, matanya sangat berat, di lengan tangannya ada dua buku tebal.
“Berapa lama kamu menungguku tadi situ?” tanyaku, menoleh sekilas kearahnya.
“Tidak lama, baru setengah jam ,Bang,” kata Melani.
“Wajahmu terlihat capek soalnya ,” kataku lagi.
“Hanya lelah karena berpikir,”
Kami tiba di rumah, sudah berkumpul keluarga tulang atau paman Abang dari Mami yang tinggal Bekasi Jawa barat.
“Halo…! Bapa Uda, inang uda,” sapa Melani dan menyalami tangan mereka dan aku juga melakukan hal yang sama.
(Mama uda dan Inanguda adalah adik bapak ) beliau adalah adik bapak Melani dan pamanku adik Mami juga.
Melani naik sebentar dan turun lagi, ia sudah pakai sarung dan duduk kembali bergabung dengan kami.
Tapi ia baru duduk Mami sudah berdiri.
“Ido ito, apala hu suruh hamu ro tuson asa paingot hamu jo boru muna on si Melani on, dang dibege au simatua na makkatai. (Ito, aku menyuruh kalian datang ke rumah ini untuk menasehati si Melani, tidak didengarnya lagi aku selaku ibu mertuanya kalau bicara) kata Mami.
Aku dan Melani bagai disambar gledek, wajah Melani memerah dan kaget baik aku juga begitu, kami tidak ada masalah yang begitu besar, tapi kenapa mami sampai memanggil Tulang kami ke rumah.
Dalam adat Batak, kalau sudah sampai di panggil keluarga pihak perempuan untuk menasehati, (paingot boru na) itu biasanya untuk kesalahan yang sangat fatal yang tidak bisa ditoleransi lagi, baru ada campur tangan pihak keluarga dari perempuannya.
“Nah ini apa!?”
Tapi kenapa Mami sampai melakukan itu aku juga tidak habis pikir, aku dan Melani hanya bisa diam dan bingung, karena kami berdua tidak merasa melakukan hal yang salah.
“Boha Ma dohononku Melani. Sapala naung bohado haroa pangalahom tu simatua moon apala sahat tu hami bapam on?” (Bagaimanalah aku bilang ke si Melani, sebenarnya apa yang sudah kamu lakukan, sampai ibu mertuamu memanggil kami?” kata Bapa uda.
Tulangku dan nantulangku menyudutkan Melani menasehatinya tanpa tau letak permasalahannya dan tau watak Mami.
Sebenarnya tulangku pasti akan membela Mami, walau Mami salah, karena orang yang punya duit lah yang selalu menang.