Dipaksa Menikah Dengan Sepupu

Betaria Sonata L raja
Chapter #26

#26 Terucap Kata Pisah

Tekan saja disini aku akan oleskan obatnya.

 

Luka di samping mata kirinya, tangannya dengan cekatan mengobati lukanya. Ia terlihat seperti sudah seperti dokter sungguhan.

 

“Kita ke dokter saja, mungkin lukanya butuh jahitan, Soalnya di pipimu,” kataku merasa perih.

 

“Tunggu sebentar, duduk disini pinjam pundakmu, kepalaku pusing bangat,” katanya menyandarkan kepalanya kearah kebelakang tepat di dadaku, ”diamlah sebentar, aku hanya pusing, mungkin karena kejatuhan mesin printer tadi.”

 

“Kamu kuat gak?” tanyaku sangat khawatir, “kalau nggak kita ke Dokter?"

 

“Tidak apa-apa, nanti makin heboh banyak orang di bawah. Aku tidak mau kejadian ini sampai sama mama, kasihan, tidak apa-apa gini saja dulu,”kata dia menahan sakit.

 

“Kamu turun saja, aku ingin tidur dulu.”

 

Aku menurut, ikut duduk bergabung dengan keluarga, membahas segala macam.

 

“Mana Istrimu panggil sini, masa bapanya datang tidak di pedulikan,” kata Papi.

 

“Ia sakit Pi, ia kurang enak badan,” aku membelanya.

 

“Sakit apa, memang tidak ada sopan santun ya itu orang, disini bapa uda, bapak Tua, Namboru tapi tidak mau turun dia,” Kata Mami.

 

Aku merasa kesal juga dengan omongan Mami, saat orang lain terluka karena, ulahnya .

 

“Mami memukulnya tadi dia  terluka parah dia tidak mau turun agar Mami tidak malu karena sudah memukuli menantu sendiri,” kataku emosi.

 

Mami emosi. “Nando! kamu sudah sakit, baru pulang malah di bentak-bentak.”

 

“Bukan seperti itu Mi, Mami dengarnya setengah-setengah.”

 

“Siapa pukulin siapa? “tanya Papi heran.

 

Mata beliau menatap kami bergantian.

 

“Suruh Melani turun, bawa turun,” kata Nantulang.

 

Melani akhirnya ikut turun.

Mata semua terkejut melihat luka di pipi Melani yang dari tadi ia sembunyikan, bahkan matanya ikut membengkak, kini mata semua orang menatap Mami dengan tatapan menuduh, dan tatapan yang tidak bisa dijabarkan.

 

“Duduklah inang ,mari kita bicara sebentar, tadi kata ibu mertuamu kamu perlu dinasehati, maka itu duduklah.” Lagi-lagi duduk di sidang lagi.

 

“Bilanglah Ito, apa yang perlu ingin kau sampaikan pada Melani yang tadi sempat ito bilang, Ito sudah capek menasehatinya, apa masalahnya? mari kita bicarakan disini.”

 

Tulang kami dari Bandung tulang paling tua memberi Mami kesempatan untuk bicara.

Lihat selengkapnya