Salah satu mencintai diri sendiri yaitu dengan menghindari kebiasaan buruk yang dapat merusak kesehatan jiwa dan raga.
Aku mencoba membuka mataku, badanku rasanya sangat berat dan bagian perutku terasa nyeri dan perih, terutama di bagian ulu hati.
“Aku lapar.”
Mencoba membuka mata dan ingin duduk, tapi tanganku seakan ada yang menarik.
‘Ah apa ini? selang infus, mataku mengerjap-erjap melihat sekeliling, bau itu- bau paling aku benci,bau rumah sakit.Rumah sakit?
Kapan aku berakhir di sini lagi, gila…!’
Belakangan ini sepertinya aku sering berurusan dengan Dokter dan jarum suntik.
“Kamu sudah bangun, Nando?”
Mami menatapku dengan raut wajah cemas, layaknya seorang Ibu pada umumnya.
“Mi, siapa yang membawa aku kesini, apa yang terjadi?”
“Bonar yang membawa kamu kesini, kamu pingsan di Bar.
Fernando apa yang kamu lakukan, apa kamu ingin membuat Mami sakit dan terkena serangan jantung?
Kamu sakit parah, kamu sampai muntah darah, apa yang kamu lakukan di sana?”
Mami mendesak ku, mencercaku dengan banyak pertanyaan.
“Aku pusing, bisa gak Mami itu membuat pertanyaan satu-satu,” suaraku meninggi dan bernada ketus.
Bukanya tidak sopan sama orang tua, kadang kalau Mami bicara selalu ngegas tidak pakai jeda.
Mami langsung diam, ia menatapku.
“Baiklah, katakan ada apa?”
“Karena apa? Tentu saja karena Mami, coba Mami tidak bilang berpisah untuk Melani hidupku tidak sesedih ini Mi.”
“Apa?Bukannya kamu bilang kalau kamu tidak menyukai Melani?”
“Dia istriku Mi, aku sudah berjanji akan menjaganya selamanya seumur hidupku, berjanji di hadapan orang tua dan di hadapan Tuhan.”
“Mami juga tidak ingin melakukannya Nando, tapi semua yang aku lakukan seakan semua tidak ada yang didengarnya, aku sudah bilang, aku ingin segera punya cucu, setiap kali aku buat Janji sama dokter ia malas untuk datang.
Ia menolak memberikan cucu karena ia ingin kuliahnya.
Aku menikah kan mu dengannya dan membawa ke rumah kita bukan untuk melihat dia kuliah jadi Dokter.Mami menikah kan mu dengannya untuk jadi istrimu,” Kata Mami.