Dipaksa Menikah Dengan Sepupu

Betaria Sonata L raja
Chapter #37

Rumah Baru #37

 

“Malam itu kamu berpenampilan seperti itu, dari mana?

 Sejak saat itu aku merasa lelaki yang paling bodoh di muka bumi ini, saat aku datang ke kantor administrasi, katanya uang kuliahmu sudah lunas satu tahun, apa Itu?”

 

“Apa abang masih mengingat malam itu?” Melani ia menggaruk kepalanya, sepertinya ia ragu untuk bercerita.

 

Aku sungguh tidak tahan melihatnya seperti itu, aku terpaksa memarkirkan mobil, menyandarkan kepalaku di jok, ada saatnya hati tidak dapat menerima kenyataan, sekalipun mulut berkata tidak apa-apa, Tapi hati berkata beda.

 

Saat ini, Melani ragu menceritakan, aku sudah langsung menyimpulkan hal-hal buruk.

 

“Abang tidak apa-apa?”

 Melani bingung melihatku yang tiba-tiba menghentikan mobil ke pinggir jalan, dengan alasan yang tidak jelas.

 

“Sakit kepalaku,” kataku menutup mata.

 

Melani merogoh saku bagian tasnya mengeluarkan minyak gosok.

 

“Sini aku gosok, biar kepalanya tidak pusing lagi,” kata Melani.

 

“Tidak perlu Melani,ini karena kamu,”

Kataku memijit pelipis ku.

 

“Kok aku!?”

 

“Kamu tidak mau menjawab pertanyaanku, dan kamu mengalihkan pembicaraan setiap kali aku bertanya tentang malam itu,

aku tahu kamu berpikir kalau aku tidak pantas menanyakan hal itu, kamu pasti berpikir karena aku juga seperti itu, apa harus kelakuan burukku,

akan dibalas seperti itu juga ?”

 

“Abang ngomong apa sih,membalas apa?”

 

“Kamu juga selingkuhan?Kamu jalan sama om-om kan?” Aku  menatap dengan serius.

 

“Tidak,siapa yang selingkuh sih bang ngaco aja sih,”

ia tidak marah, aku pikir ia akan marah, karena saat malam itu, aku bertanya ia juga marah.

 

“Terus darimana kamu dapat duit banyak untuk uang kuliah itu,” kataku,

kali ini aku menatap dengan tajam.

 

Aku berpikir berhak tau, karena aku seorang suami, aku memang melakukan kesalahan, tapi aku sudah memperbaikinya.

 

“Nanti saja kita bahas bang Aku mau ke kamar mandi dulu, ini tidak tahan lagi.

Nanti akan aku ceritakan” Melani memegang perutnya, itu alasan apa tidak, aku tidak tahu, tapi aku akan menunggu ia menjawabnya nanti.

 

“Baiklah yang penting kamu tepati janji,” kataku menjalankan mobil lagi.

 

Sekitar dua puluh menit mobilku tiba di rumah baru Melani, ia belum tahu kalau rumah ini aku belikan untuknya, mulai saat ini Melani akan memiliki apa yang aku miliki, begitu juga sebaliknya, ia adalah milikku seutuhnya.

 

Matanya menatap tajam saat mobilku memasuki halaman rumah dengan desain pakai remote control.

 

“Ini rumah siapa bang?” Melani menatapku dengan bingung.

 

“Sudah sana dulu ke kamar mandi, nanti kalau sudah, aku ceritakan sama kamu ,”

Lihat selengkapnya