Dipaksa Menikah Dengan Sepupu

Betaria Sonata L raja
Chapter #42

Diprank #42

Aku berharap kejutan malam ini, di ulang tahun Melani mendapat hal yang indah-indah.

 

Aku ingin ulang tahun Melani yang sekarang lebih berkesan dan lebih spesial, segala sesuatunya sudah aku persiapkan jauh-jauh hari.

 

Sekretaris ku sudah mengurus segalanya. Perempuan lebih teliti untuk urusan membuat surprise untuk ulang tahun.

 Untuk meramaikan aku mengundang anak-anak dari kantor, karena di kantorku kebanyakan anak-anak muda.

 

Ada juga beberapa yang sudah tua dan senior. Sebab bekerja bareng dengan yang muda-muda, terkadang membuat para senior di kantorku berjiwa muda juga.

 

Mungkin karena aku sebagai direktur perusahaan kebetulan masih mudah juga.

 

Aku juga tipikal orang yang dekat dengan semua pegawai,

terkadang bercanda pada saat di luar pekerjaan, tapi saat dalam urusan pekerjaan beda lagi, saya orang tegas.

 

Hari ini aku sengaja pulang cepat untuk membuat satu pesta kecil untuk ulang tahun Melani, dan mungkin ulang tahunku juga.

 

Sebenarnya, ulang tahunku juga dua hari yang lalu, dan biar hanya Melani yang mengucapkan selamat aku senang.

 

Jadi, aku dan Melani lahir di bulan yang sama, hanya tahun dan tanggalnya yang berbeda, apa lagi tahunnya berbeda sangat jauh.

 

Anak-anak sudah mulai sibuk membuat persiapan dekorasi-dekorasi kecil, rumah kami hari ini sangat ramai, dipenuhi orang-orang dari kantorku.

 

Melani pulang katanya agak malam, karena ada rapat dengan Dosen,

sebagai asisten Dosen ia ikut hadir .

 

Jam sudah bertengger di angka 7

semua Persiapan belum selesai, aku mendengar suara motor berhenti di depan pagar rumah.

 

Mengintip dari kaca, tukang ojek mengantarkan Melani pulang .

 

Melani tidak bisa bawa motor, aku sudah beberapa kali mengajarkan keliling rumah, tapi belum berani bawa ke jalan raya, maka setiap hari kalau berangkat Kuliah, ia menggunakan jasa gojek.

 

Tingtong, tingtong

 

Suara bel pagar. Aku menekan remote control untuk buka pagar.

 

Melani mungkin bingung melihat banyak motor dan mobil di depan rumah kami,untungnya halaman rumah luas.

Bangunannya sengaja aku buat tidak terlalu besar, jadi halaman itu mampu menampung banyak motor anak-anak dan mobil kepala bagian,

bahkan sekretaris ku juga bawa mobil yang biasanya bawa motor kalau ke kantor.

 

Jadi di halaman rumah berderet mobil dan motor disusun seperti ikan asin.

 

Maka saat masuk Melani terlihat  bingung, saat pintu dibuka tapi tidak ada satupun anak-anak yang memberinya ucapan selamat, bahkan anak-anak itu mengacuhkan Melani. Pegawai ku memperlakukan Melani seakan bukan istri bos mereka, semua sibuk dengan aktivitas masing-masing, main HP nonton, ada lagi yang sedang bercanda.

 

Melani kasihan tidak ada yang menyambutnya, menghiraukannya selaku tuan rumah.

 

“Udah pulang Mel?”

 

“Iya, tapi mereka siapa?

 

“Oh mereka anak-anak kantor, sama teman-teman, mau malam mingguan di sini.”

 

“Oh.” Melani terlihat menghela nafas panjang.

 

Lihat selengkapnya