Dipaksa Menikah Dengan Sepupu

Betaria Sonata L raja
Chapter #45

Rumahku Disatroni Orang Jahat#45

 

Rumah Disatroni Orang Asing


Langit Jakarta sudah gelap menyisakan awan berwarna jingga di ujung barat, matahari sudah meninggalkan cakrawala akan digantikan bintang-bintang yang menghiasi langit.

 

.

Kini, hari sudah berganti malam, aku masih berkutat di mejaku,

sejak malam yang indah itu dengan Melani, aku semakin bersemangat untuk bekerja.

Aku ingin Melani menjadi seorang dokter, maka itu aku harus bertambah semangat demi masa depan kami.

 

Ting

 

Bunyi notifikasi ponselku, jari-jariku berhenti menari di keyboard laptop dan menyambar ponsel yang aku letakkan di meja sampingku.

 

[Bang, jangan lupa diminum obatnya]

bunyi pesan Istriku Melani, hanya mendapat pesan mengingatkan minum obat aku merasa hari-hariku terasa semakin indah saja.

 

Melani bukan tipe wanita yang suka bermanja-manja, ia akan mengirim pesan bila ia rasa penting, dan ia akan menelepon jika sudah sangat urgent.

 

[Baik sayang] balasku,

itupun aku sudah dua kali menghapusnya, aku sengaja mengirim pesan yang manis agar Melani membalas dengan pesan yang manis juga.

 

Melani hanya membalas dengan pakai emoji senyum dan acungan jempol.

 

“Dasar Melani cewek kaku,”kataku berucap pelan.

 

Aku berniat lembur malam ini karena aku harus memeriksa Progres pembangunan sebuah hotel.

Proyek kami selanjutnya proyek yang kami dapat melalui tender. Sebuah proyek yang besar yang  kami dapatkan tiga hari yang lalu.

Jika nilai proyek sudah di atas M, biasanya aku langsung extra sigap turun tangan memantau.

 

Aku harus memeriksa detail semuanya, kini semuanya sudah rampung, tinggal menunggu izin IMB dan UKL yang belum turun.

Surat-surat yang sangat susah untuk turun, dan paling susah kami dapatkan.

 

Biasanya Perusahaan kami jarang mendapat proyek yang mengurus IMB, dan AMDAL ( Amdal: Analisis dampak lingkungan) yang mengurusnya biasanya owner nya, karena sangat repot untuk mendapatkannya.

 

Tapi proyek kali ini sedikit berbeda, klien tidak mau repot, ingin terima beres saja.

 

Aku sudah mengabari Melani untuk pulang lembur agar tidak ditungguin,

kebetulan Melani hanya satu mata kuliah hari ini jadi siang ia sudah ada di rumah.

 

Mataku masih terjaga, entah sudah berapa banyak gelas kopi sudah masuk ke lambungku aku tidak menghitungnya.

 

Terlalu fokus sehingga melupakan waktu, saat pekerjaan sudah selesai, aku melirik jam tangan yang melingkar di tangan kanan sudah jam 21:00,

karena kebanyakan minum kopi aku tidak merasa lapar, memutuskan untuk makan malam di rumah karena masakan Melani .

Lihat selengkapnya