Dipaksa Menikah Dengan Sepupu

Betaria Sonata L raja
Chapter #49

Pelakor dipenjarakan #49

 

Dengan pikiran kalut aku mengikuti langkah perawat, melihat noda yang mengotori bajuku, kejadiannya tiba-tiba membuatku seperti habis mimpi.

 Aku tidak menduga tujuanku membawa Melani jadi satu petaka besar, ia dilukai Mikha.

 

Hatiku bagai ikut di pukul, aku menyesal membawa Melani ikut menemui wanita itu.

Setelah mengurus administrasinya, Melani belum juga bangun,

aku merasa kepalaku berdengung pusing, banyak noda dari kepala Melani, aku panik, bahkan tanganku gemetar  melihat Melani terluka aku merasa sangat bodoh.

 

Saat ini menunggunya di rumah sakit, tanpa ada orang lain untuk teman berbagi pikiran rasanya membuatku bagai terdampar ke planet lain. Tidak ada orang yang bisa diajak untuk bicara, bahkan saat ini aku bingung mau berbuat apa.

 

Mikha membuatku tidak punya pilihan lain.

 

Aku tidak ingin memberitahukan keluarga, kalau saja aku memberitahukannya, pasti aku yang akan disalahkan karena yang melakukannya Mikha, wanita yang menjadi selingkuhanku selama ini. Masalah akan melebar kemana-mana.

 

Selingkuh itu awal-awalnya saja yang manis, semua baik-baik saja, tapi makin kesini nya terasa seperti sebuah hukuman, karena aku ingin menyudahi tapi ternyata tidak semudah seperti yang aku bayangkan. Tadinya berpikir kalau bosan, kami sudah tinggal putus seperti orang pacaran.

 

Ternyata Mikha tidak mau lepas, ia bagai benalu yang terus menempel dan menghisapku

 

‘Tidak boleh seperti ini, aku harus melakukan sesuatu untuk membuat Mikha berhenti bersikap semena-mena’

 

Beny kemarin sempat menyinggung tentang pelajaran buat Mikha.

Mungkin ia punya solusinya,

 

“Halo apa Bro, ada apa?” Aku terpaksa  meneleponnya.

 

Berat rasanya menceritakan aib dan kebodohan ku pada Beny, tapi harus aku lakukan demi Melani, karena Melani jauh lebih berharga dari Mikha, Melani sepupu, istriku juga.

 

“Melani masuk rumah sakit Bro.”

 

“Eh…kenapa? apa ada berandalan yang lain yang disuruh?” Beny ikut khawatir.

 

“Tidak, bukan berandalan, justru yang melakukannya dia sendiri ,” ungkap ku terdengar frustasi.

 

“Haaa? Bagaimana bisa?”

 

“Mikha memukulnya pakai tempat tissue berbahan kayu di depan mataku lagi, aku ingin kamu menangkapnya atas penganiayaan pada Melani, aku tidak peduli sedikitpun padanya lagi.”

 

Aku merasakan urat leherku mengeras karena saling bertarikan.

 

“Tenang bro, jangan buru-buru, ingat lu itu siapa, lu itu seorang direktur, kalau kamu tidak bertindak hati-hati nama baikmu jelek. Ingat Mikha itu siapa mu dulu,takutnya melebar kemana-mana, keluarga lu juga yang malu, tidak ada solusi lain?” tanya Beny .

 

“Gue ga perduli bro, lakukan saja.”

 

Lihat selengkapnya