Dipaksa Menikah Dengan Sepupu

Betaria Sonata L raja
Chapter #50

Aku Ingin Kamu Cepat Hamil #50

“Terdengar kejam memang, aku juga tahu aku melakukan kesalahan tapi aku sudah berusaha memperbaiki kesalahanku dan aku keluarga. Aku juga meminta maaf padamu dan semua keluarga.

 Itu caraku mempertahankan rumah tangga kita dek, aku sudah bicara baik-baik dengannya, tapi ia tidak mau dengar, aku tidak rela kalau dia sampai menyakitimu, kamu tidak pantas mendapatkan itu, kalau dia memukulku tidak masalah tapi jangan kamu.”

 

“Baiklah kalau abang merasa itu jalan yang terbaik,aku mendukung abang,”

kata Melani melempar senyum manis

 

Mungkin banyak orang yang berpikir kalau sikapku keterlaluan karena memenjarakan Mikha, tapi kalau ia tidak melukai Melani aku tidak bakalan melaporkanya.

 Walau ia wanita yang pernah bersamaku selama bertahun-tahun, aku tidak peduli, aku perduli masa sekarang.

 

Pasti teman-teman yang lain yang mengenalku dan Mikha, menganggap ku lelaki tidak bertanggung jawab, tapi mereka tidak tahu apa yang sudah aku lakukan, aku sudah berusaha bicara bai-baik, aku juga pernah menawari satu rumah tapi ia menolak, ia hanya menginginkanku.

 

Aku tidak peduli dengan tanggapan orang lain denganku, aku hanya menginginkan dukungan dari Melani.

 

Saat ini seorang dokter wanita memeriksa Melani.

Sepertinya aku dan Melani harus menginap malam ini di rumah sakit karena Melani belum diizinkan untuk pulang dari rumah sakit.

             *

Seminggu sejak pemukulan yang dilakukan Mikha, aku mendengar Mikha sudah dibebaskan dengan jaminan seseorang.

 

Karena aku sudah janji pada Melani kalau aku tidak akan mengurusi Mikha lagi, aku punya firasat kalau ia tidak akan diam begitu saja, apalagi aku sudah mengirimnya ke penjara.

 Mendengar ia sudah di bebaskan, aku berpikir apa lagi yang akan direncanakan selanjutnya.

 

Aku dan Melani menjalani hidup dengan baik, tidak ada kesalahpahaman lagi, aku sengaja berganti nomor dan ponsel juga, bahkan mobil kesukaanku aku jual, aku ingin semuanya baru dan hidup yang baru juga dengan Melani.

 

Aku dan Melani sudah berbulan-bulan tidak pulang ke rumah Mami.

 

Malam ini seperti biasa, duduk berdua di ruang tamu di depan televisi. Melani membaca buku bersandar di punggungku, aku di depan laptop membawa kerjaan kantor ke rumah.

Ia tidak pernah protes kalau aku membawa pekerjaan kantor ke rumah, terkadang ia malah ikut membantu memeriksa. Otaknya yang pintar membuatnya cepat menemukan kalau ada angka yang selisih saat memeriksa laporan kantorku.

 

“Bang, kita pulang iya ke rumah Bou ,”

kata Melani tiba-tiba malam itu, seakan membaca pikiranku, saat itu kebetulan pikiranku memikirkan keluarga, walau Mami galak dan suka bertindak sesuka hatinya, terkadang membuat banyak orang sakit hati karena gaya bicaranya, tapi biar bagaimanapun ia tetap orang tuaku.

 

Melani sering mengajakku pulang ke rumah Mami, tapi melihatnya nanti di marahin membuatku sering menolaknya, karena kalau ia memarahi Melani aku tidak suka melihatnya, dan kadang tidak tahu cara mendukungnya.

 

Jika mendukung istri takutnya jadi anak durhaka, kalau membela Mami tidak tahan melihat Melani karena ia istriku.

 

“Kamu tidak apa-apa nanti kalau Mami mengamuk lagi dan merepetimu?,”

tanyaku menghentikan jari-jariku dari laptop, dan menatapnya dengan serius, memastikan jawaban dari Melani.

 

Lihat selengkapnya