Dipaksa Menikah Dengan Sepupu

Betaria Sonata L raja
Chapter #54

Menolak Diperiksa #54

 

Dokter cantik itu keluar setelah melakukan pemeriksaan padaku, kakaknya saja cantik seperti ini, pantas Aldo juga seperti orang Korea putih bersih,kataku menatap Melani.

 

“Tadi aku hanya ingin membuatmu cemburu Melani, kok jadi kamu yang menanyakan adik nya si Aldo, Aldo itu.”

 

“Kucing garong mah memang tidak bisa melihat ikan, pasti diembat,”

kata Melani cuek.

 

Melani mengibaratkan aku dengan kucing garong, padahal, aku niatnya ingin membuatnya cemburu,

 

“Enak saja ngatain aku kucing garong. Aku itu kucing Siberia,” kataku ingin membuatnya tertawa, tetapi gagal.

 

Sejak kami mulai bersama, pertengkaran, cemburu, bercanda, semua itu mengawali perjalanan rumah tanggaku dengan Melani, saat aku bertobat dan meninggalkan Mikha, dan kembali kejalan yang lurus, sekarang aku jalani dengan seluruh hidupku tanpa beban.

                   *

Akhirnya aku pulang dari rumah sakit.

Dua hari sejak pulang dari rumah sakit, aku masih tahap pemulihan di rumah, aku hanya menginap satu malam di rumah sakit saat itu,

 

Aku tidak betah di rumah sakit, aku ingin Melani yang menjagaku dan merawatku di rumah.

 

Ia setuju dan membawaku pulang, kini setiap hari, ia yang berperan jadi suster dan jadi Dokter untukku.

 

Rasanya sangat berbeda saat istri yang merawat.

 

“Bang kita pulang ke rumah Bou iya, aku tidak enak, kita sudah lama tidak ke rumah,” bujuk Melani untuk kesekian kalinya

 

“Baiklah, tanganku juga sudah pulih, tapi kamu sudah siapkan mental yang kuat untuk menghadapi mereka?”

 

“Sudah, pasang obat kebal di hati,”jawab Melani.

 

Aku cepat juga pulihnya, tidak sia-sia punya istri calon Dokter, semua berubah dalam hidupku termasuk pola hidupku.

 

Sejak bersama Melani , aku sudah jarang pergi ke Bar, pernah beberapa kali, tapi itupun aku perginya dengan Melani dan beberapa Temannya dari Kampus.

 

Pernikahan Kami sudah hampir tiga Tahun. Sudah 7 bulan sejak aku memutuskan tinggal dengan Melani, Tapi sejak 7 bulan bersama, Melani belum hamil juga. Kami sudah pergi ke banyak dokter, semua bilang baik, Tapi kami tetap akan sabar untuk menanti sampai berkat itu datang dalam rumah tangga kami.

 

“Abang jangan merokok lagi, iya.” kata Melani malam-malam sebelum kami tidur.

 

“Kenapa, ibu dokter?” tanyaku merangkul pinggang ramping Melani, aku berharap suatu saat perut datar itu, tidak datar lagi, tapi melendung dan ada buah cinta kami di dalam.


 

Lihat selengkapnya