Dipaksa Menikah Dengan Sepupu

Betaria Sonata L raja
Chapter #55

Dapat Masalah di Jalan #55

Akibat Mara-Marah

Hal yang menyangkut kualitas bibit lelaki, terkadang kalau ditanyakan kami merasa tersinggung.

 Jujur saat itu, aku benar-benar marah dan tersinggung, mungkin untuk Melani itu sudah hal biasa bagi dunia medis.

 

Tapi bagiku, itu masih hal yang masih tabu dan melukai harga diriku.

 

Belum juga serapan itu habis, aku sudah berdiri, ingin pergi.

 

“Abang udahan serapannya? Tunggu aku bereskan dulu,”

kata Melani merapikan meja.

 

“Aku berangkat duluan, saja.”

 

Melani terdiam menatapku dengan tatapan dalam, wajahnya terlihat bingung dengan sikapku yang uring-uringan.

 

“Abang masih marah?”

 

Melani meletakkan wadah yang ia pegang tadi di atas meja.

 

“Menurut kamu?”

 

“ Aku sudah meminta maaf Bang, aku tidak akan mengulangi lagi.” katanya, disini akulah yang bersikap seperti anak kecil.

 

“Sepertinya benar kata Mami Mel kamu bakalan sombong kalau kamu sudah jadi dokter, belum jadi dokter saja kamu sudah mendikte suamimu.”

 

Mata Melani melongo diam, ia tahu kalau aku marah.

 

“Tapi aku bingung dimana letak kesalahanku?”

katanya dengan raut wajah terlihat menegang, menahan perasaan.

 

“Kesalahan kamu, kamu menuduh aku tidak bisa memberi anak, kamu salah, aku hampir punya anak dulu dari Mikha, tapi kami menggugurkannya, karena saat itu, kami masih kuliah, kamu paham itu?

anak bocah sepertimu tidak paham itu kataku.”

masih dengan  kemarahan.

 

Aku melihat butiran kristal itu berjatuhan dari pipi Melani.

 

Aku merasakan dadaku terasa sesak, aku meninggalkannya dan pergi ke kantor.

 

Dasar gila, kenapa aku melakukan itu tadi, Kenapa aku mengungkit masa lalu, aku mengingkari janjiku pada Melani, padahal aku sudah berjanji kalau aku tidak akan mengungkit tentang wanita itu, tapi tadi aku melakukannya di depan Melani.

 

Berkendara dengan  keadaan marah tidak baik.

Hampir saja aku di gebukin orang, karena menyenggol bagian belakang mobil yang di depanku,

 

“Lu, ngapain?keluar,keluar lu!” teriak seorang pria berkepala botak, menghadang mobilku.

 

Memang tidak bagus, mengendarai mobil dengan dibebani banyak masalah dari rumah, apalagi ini masalah rumah tangga.

 Aku terpaksa keluar, karena  bersalah aku minta maaf dengan tulus.

Lihat selengkapnya