Dipaksa Menikah Dengan Sepupu

Betaria Sonata L raja
Chapter #56

Hari yang Buruk #56

Hatiku belum sepenuhnya tenang, jantungku masih berdetak tidak stabil, aku merasakan hariku buruk sejak bagun karena marah-marah.

 

Itu semua karena tuntutan Mami yang memaksa kami harus punya anak, saat Melani ingin memeriksaku, aku tersinggung, seharusnya tidak apa-apa karena niatnya baik , tapi otak bebalku yang tidak bisa menerima.

 Otakku dan hatiku kini bertolak belakang, saat hatiku bilang untuk kebaikanku, tapi otakku bilang itu merendahkan.

 Akan susah jadinya jika hati dan otak tidak sejalan seperti yang aku rasakan saat ini.

 

Aku terpaksa menghentikan dan meminggirkan mobilku di sisi jalan untuk menghindari hal yang buruk seperti yang terjadi tadi. Perasaanku juga masih belum tenang, meninggalkan Melani menangis di rumah membuatku tidak tenang.

Ia pasti terluka saat aku mengingkari janji yang sudah dengan susah payah kami memperbaiki retakan-retakan itu, tapi aku dengan bodohnya aku malah menghancurkan.

 

Tiba di depan kantor

 

“Selamat pagi pak, sapa Toni.

 

“Pagi,” kotaku tanpa basa basi.

 

Melengos masuk ke ruanganku, kalau sudah melihat raut wajahku seperti itu, anak-anak biasanya langsung kocar- kacir mengambil kegiatan masing-masing.

 

Kalau biasanya masih bersantai, tapi kali ini semua  bergegas mencari kesibukan biar dikira bekerja.

 Duduk di kubikelku dengan kepala berdenyut dan urat leher masih mengeras saling bertarikan.

 

Saat aku melengos  masuk anak-anak tadinya bercanda tiba-tiba hening .

 

Mereka pasti sudah pasti tahu kalau aku sedang marah.

 

Aku keluar lagi, mata mereka melirik dari kursi masing -masing dengan takut-takut.

 

“Ada apa pak?apa bapak mau kopi”

tanya sekretarisku berdiri.

 

“Hubungi Lina, suruh ke kantor polisi,”  dengan nada tegas.

 

“Bawakan laporan semua, laporan-laporan proyek yang macet sekarang juga keruangan saya, suruh Pak Toni keruangan saya juga sekarang!”

 

“Ba-baik Pak.”

 

Kalau sudah seperti ini, aku bisa jamin tidak akan ada lagi anak-anak nongkrong minum kopi santai di Pantry kantor.

 

Saat semua orang akan terlihat sibuk, atau sekedar menyibukkan diri.

 

Toni tiba di ruanganku memberikan berkas laporan, emosiku kembali meledak, lelaki berkulit hitam ini , jadi pelampiasan amarahku.

 

“Bapak bagaimana sih! Semua ini di surat kontraknya sudah lewat waktu pembayaran. Apa bapak tidak menagih?

Lihat selengkapnya