Dipaksa Menikah Dengan Sepupu

Betaria Sonata L raja
Chapter #64

Ingin Menjauh #64

“Aku tidak menyuruhmu meminta maaf, aku hanya bertanya padamu, apa aku tidak pantas dicintai, apa kesalahanku tidak bisa dimaafkan lagi Melani?”

 

“Aku tidak bisa menjawabnya untuk saat ini.

Aku tidak bisa bilang aku mencintaimu bang, saat wanita pelakor itu masih muncul dalam rumah tangga kita akan sulit mempercayaimu bang,” wajah Melani terlihat berat, garis-garis kekecewaan itu membekas di wajahnya.

 

“Itu artinya cinta dan perasaanku selama ini bertepuk sebelah tangan?”

 

“Maafkan aku, berikan aku waktu untuk bisa mempercayaimu  dan saat waktunya tiba, aku akan menyerahkan hatiku sepenuhnya untuk abang.”

 

Melani menatapku hanya sekilas, ia juga tidak yakin dengan ucapannya sendiri, ia bahkan tidak mau menatap wajahku, mempercayai orang lain sepertinya hal yang sulit bagi Melani.

 

Mendengar hal itu niatku ingin pergi semakin yakin, kenapa masalah yang satu belum selesai aku tuntaskan.

Tapi masalah baru datang lagi, ini masalah beruntun untukku.

 

Aku terdiam, mencoba menenangkan pikiranku, menenangkan jantung yang semakin ber- irama tidak beraturan.

Terkadang kebenaran itu sangat menyakitkan, jika sudah seperti ini, aku menyesali menanyakan itu pada Melani.

 

Dulu saat pertama bertemu Melani di kampung , ia hanyalah seorang gadis kampung, terlihat dekil, walau ia berbeda dari teman-temanya.

 

Tapi saat itu, karena ia dari kampung, aku pikir akan mudah menaklukkan hatinya, mengingat aku punya segalanya yang bisa aku banggakan sebagai seorang lelaki.

 

Aku kaya, punya karier yang sudah mapan, seorang direktur dan punya segalanya, yang dibutuhkan setiap kaum hawa, wajahku juga tampan, aku pikir hanya mengandalkan itu saja aku dapat menaklukkan hanya sebuah jentikan tangan.

 

Tapi Melani tidak menginginkan apa yang aku punya, ia ingin mencari untuk dia sendiri dengan sekolah tinggi, menjadi seorang dokter, itu impiannya,

 

Kumiliki segalanya, tapi ia cuek dan tidak peduli dengan apa yang aku miliki, ia tidak pernah meminta apapun dariku, kalau bukan aku yang memberikannya.

 

Aku memiliki wanita lain, ia tidak peduli juga saat itu , aku pikir ia tidak mengetahuinya, tapi ia mengetahuinya jauh sebelum pernikahan kami, ia bisa bersikap tenang dan menerima semuanya secara sabar kuat. Bukanlah hal yang mudah untuk melakukan itu.

Tapi Melani wanita yang sangat berbeda, aku tidak tahu berapa lapis kulit yang membungkus hatinya hingga ia bisa kuat menjalani ini, saat semua yang pahit yang ia alami, ia bisa jalani dengan sabar.

 

Perlakuan Mami yang boleh di bilang sangat kejam, ia bisa menerimanya, ia tidak pernah membantah apa kata Mami, baik dengan Arnita, hinaan dan cacian ia telan semuanya.

 

Tapi kenyataan bahwa ia tidak peduli pada perasaanku membuatku merasa bodoh.

 

Suasana menjadi hening saat ini. Melani diam aku sibuk dengan pikiranku sendiri.

Lihat selengkapnya