Dipaksa Menikah Dengan Sepupu

Betaria Sonata L raja
Chapter #65

Menuju Papua #65

 

“Baiklah, keputusanku untuk menjauh sementara waktu mungkin hal yang tepat, kita berdua bisa mengoreksi diri masing-masing.

Aku akan kembali nanti, saat kamu sudah siap menerimaku, aku akan menunggu kamu bersedia menerimaku kembali,” ucapku, masih dengan suasana panas.

 

“Iya, lakukan yang terbaik, aku yakin abang mampu mandiri,” ucap Melani.

 

Aku menyerah, membiarkannya ikut menyusun barang barang ku, membantuku membereskan barang-barang yang aku perlukan selama aku pergi, satu koper besar yang akan aku bawa besok merantau ke pulau ujung Indonesia.

Pulau yang terkenal dengan kekayaan tambang emasnya, kota Sorong Papua yang jadi tujuanku nanti.

 

Anak teman Papi membangun Hotel di kota Itu, jadi aku yang akan menanganinya nanti.

 

Oke.Ini namanya turun tahta, tapi tidak mengapa, aku tipe orang pekerja, jadi kalau sudah biasa kerja tiba-tiba jadi pengangguran membuatku sakit badan.

 Jadi kalau kita mengerjakan satu hal, kalau sudah keahlian kita hasilnya akan memuaskan dan maksimal.

 

Mungkin aku juga nanti kalau sudah tiba di Papua, aku rencana mencoba memakai koteka buat nambah pengalaman baru di kota itu.

 

“Abang tidak izin sama bou?” kata Melani saat aku mengangkat koperku kedalam mobil.

Melani bersedia mengantarku ke Bandara.

 

“Tidak perlu, untuk apa?”

 

Aku tidak membutuhkan orang lain mengantarku saat pergi kali ini, aku hanya ingin Melani, aku lebih senang lagi kalau ia melarangku pergi, tapi sayangnya, ia mendorongku pergi.

 

Tapi jauh didalam lubuk hatiku aku tidak ingin pergi, aku ingin selalu bersama Melani saja.

 

Aku punya firasat kalau ia akan melupakanku dan pergi.

 

“Tapi nanti kalau Bou nyari abang bagaimana?”tanya Melani wajahnya terlihat tidak enak.

 

“Bilang saja aku sudah merantau jauh ke ujung pulau Indonesia.”

 

Melani diam, aku berpikir apa ia tidak merasa sedih saat aku meninggalkannya, padahal aku merasa kehilangan saat ini.

 

Melani mengantarku ke bandara Soekarno Hatta.

 

“Kamu tidak sedih kalau aku pergi,” aku bertanya masih mengharapkan bibir mungil itu melarang ku pergi.

 

“Abang tidak akan selamanya di sana kan? Kita akan bertemu lagi,” ucap Melani.

 

Lihat selengkapnya