Melihat penampilan Melani hatiku sangat sedih, aku tidak menduga kalau dia akan mengalami hal yang mengerikan seperti itu dari Arnita. Aku ingin sekali merangkulnya dan meminta maaf padanya.
‘Maafkan aku Melani, terimakasih karena mau menemuiku,tolong jangan benci aku’ ucapku dalam hati. Melihat rambut yang dipotong sangat pendek membuat penampilan Melani sangat berbeda, kemana rambut indah ikal milik istriku?
Arnita menggunting rambutnya, saat hari naas itu, saat Melani datang, aku menatap Tulang dan tulang bergantian dengan perasaan bersalah, rasa bersalah yang sangat besar , benar kata Candra, aku lelaki yang gagal, lelaki yang tidak bisa menjaga istriku.
Melihat rambut yang dibotakin, membuat hatiku hancur.
“Iya, inilah Melani yang sekarang, setelah dipukuli si Nita, sungguh perlakuan yang tidak panta,” kata tulang, wajahnya terlihat sangat kecewa.
“Maaf tulang, saya sangat menyesal, karena tidak bisa menjaga Melani, saya saat itu tidak ada tulang, saya bekerja di Papua,” kataku.
“Tulang tahu Nando, Melani sudah memberitahukan, tulang tidak ingin masalah tambah panjang, Melani juga bilang tidak ingin berkepanjangan, tapi Mama Candra ingin melaporkan ke Polisi saya pikir tidak perlu, Nita juga keluarga kita, alangkah baiknya kalau kita bicarakan sendiri, tapi tidak tahu inang udamu, dia ngotot bawa ke ranah hukum, kalau seperti itu, apa artinya kekeluargaan itu,” kata Tulang.
Aku hanya diam, tidak tahu harus bicara apa lagi, tidak pernah menduga rumah tangga akan bermasalah seperti ini, semua keluarga tahu hubungan yang terlarang yang aku lakukan, kalau saja waktu bisa diputar, aku memilih menghapus hubunganku dengan Mikha.
“Nando … keputusan ada sama kalian berdua, jangan dengarkan omongan dan ocehan orang lain, kalau sudah berumah tangga, lebih baik di bicarakan berdua saja. Kalau ada pihak orang tua yang terlalu mencampuri, percayalah, rumah tanggamu tidak akan berjalan mulus,” kata Nantulang memberi nasehat, “ itu sebabnya kalau sudah berumah tangga, lebih baik pisah dari orang tua, sekalipun hanya mengontrak rumah, itu akan lebih baik,” sambungnya lagi. Nantulang menatapku.
Apa yang dikatakan nantulang benar adanya, harusnya aku saat sudah menikah dengan Melani, harusnya kami pisah dari Mami, tidak terlalu menuruti kemauan Mami,mungkin masalah tidak separah ini, sekarang semua keluarga mengetahui persoalan rumah tangga kami dengan Melani.
Rumah tanggaku di ujung tanduk karena aku tidak bersikap tegas sebagai seorang suami, selama ini aku membiarkan Mami memarahi Melani semaunya, aku pikir itu adiknya sendiri, ternyata sikap diam ku di salah artikan Arnita. Ia dengan berani berbuat kasar pada Melani, ia pikir aku tidak perduli dengan Melani selama ini karena aku diam.
“Tulang, aku ingin bicara berdua dengan Melani, boleh tulang?”
“Boleh, seharusnya memang seperti itu, tapi Mama Candra yang membuat semuanya jadi rumit, kalau ada masalah keluarga lebih baik bicarakan dengan baik-baik, tentang hubungan rumah tangga, karena selalu belajar dalam menjalani sebuah rumah tangga. Inang udamu yang koar sana-koar sini, ia tidak berpikir masalah kakaknya masalahnya juga,ke semua orang di beritahukan, kalau Melani dan kamu lagi ada masalah, ia membawa Melani dari Bekasi, tadi juga ia mengantar Melani kesini,”
Tulang menghela nafas.