“Terimakasih bapa uda, tapi sebelumnya aku dan Bang NaNando minta maaf karena adanya masalah ini, aku dan bang Nando saling mencintai Bou, Boulah yang memilihku jadi menantu di rumah ini-“
“Sudah, kamu jangan ungkit lagi, itu satu kesalahan yang saya lakukan, saya menyesal melakukan itu,” potong Mami membuat tulangku sampai geleng kepala, karena Mami tidak menunjukkan rasa hormat di depan ito-itonya.
“Tapi dengarkan aku dulu Bou’ aku tidak bisa memberikan apa yang bou minta, bukan aku yang salah, tapi bang Nando yang bermasalah, bang Nando yang tidak bisa punya anak,” tutur Melani.
Mata Mami langsung melotot tajam.
"Jangan menuduh sembarangan kamu,” ucap Mami dengan suara bergetar.
“Aku diam selama ini karena aku tidak ingin bang Nando terluka dan merasa rendah, rencana kami tadinya ingin mengobati seiring berjalannya waktu.”
“Jangan menghina anak saya, kamu yang tidak berguna,”kata Mami sampai ia berdiri menunjuk-nunjuk Melani.
“Mami diam, dengarkan dulu,” ucap Papi menarik tangan Mami, semua terlihat menegang dan suasana hening, aku tahu mereka semua akan terkejut, ini belum seberapa tunggu Melani membuat Mami serangan jantung.
“Eda Eva juga tahu kasusnya, eda Eva tahu, Eda… kertas yang aku suruh di periksa, yang aku bilang sangat penting? itu punya abang Nando, saya meminta maaf jika aku berbohong, bilang punya teman, tadinya aku ingin menyembunyikan selamanya dan membiarkan tuduhan itu ditujukan untukku, tapi Namboru Lah yang memaksaku membongkar semuanya,” kata Melani.
“Iya Tuhan, itu punya Nando?Aku sudah memeriksanya,”
kata Kak Eva menutup mulutnya.
“Bou…! Bang Nando itu tidak bisa punya anak, jadi anak yang diakui wanita itu anak abang Nando, itu anak hubungannya dengan pacarnya Juna teman Arnita, wanita yang menghasut Bou yang bilang kalau anak yang dikandungnya cucu bou. Ia bohong.”
“Bohong, kamu bohong! kamu pembohong, Nando katakan sesuatu.” ucap Mami ia panik seperti orang kesurupan.