Dipaksa Menikah Dengan Sepupu

Betaria Sonata L raja
Chapter #84

Hidupku Hampa Tanpa Melani #84

“Keluarkan aku bilang,

blegug sia…!”

Aku ogah menuruti gertakannya, sama saja cari kematian sendiri.

 

Paak....!

Hantaman melayang ke kepala ku bagian samping,

Satu hantaman keras yang membuatku langsung tumbang.

 

'Akhirnya tumbang di sini, tadi aku pikir kematian ku saat aku naik motor ugal-ugalan dari Jakarta tadi siang, ternyata di sini,'

kataku tertawa kecut, aku tergeletak di pinggir jalan, dengan luka di bagian kepala.

 

Mengambil semua yang aku miliki dompet, jam, ponsel, bahkan sepatu yang aku pakai.

Jalanan memang sangat sepi saat itu, kebetulan habis diguyur hujan juga dan sudah larut malam.

Karena saat malam sepi saat seperti inilah mereka keluar dari persembunyian.

 

Mataku masih terbuka saat seorang dari mereka ingin membuka pakaianku. Saat itulah aku samar-samar melihat sorot lampu mobil mengarah ke kami, aku mendengar suara dentuman di arahkan ke udara, dan suara-suara keras berlari menghampiri, hingga akhirnya aku tertidur panjang, sudah aku bisa tebak aku berakhir dimana nantinya.

 

Bandun 08:15 .

Bau harum bunga kertas menari-nari di hidungku. Bukan hanya itu, wangi bunga rose juga, aku mengendus kan hidungku, aku bisa hafal wangi-wangian bunga karena di rumah kami, Melani menanami banyak aneka bunga berwarna-warni.

 

Oh… Melani, nama itu memporak-porandakan hatiku.

 

Aku mencoba membuka mata, nuansa putih bagian langit-langit, wangi aneka bunga semakin jelas, dan menyegarkan hidung, aku mengerjapkan mataku beberapa kali.

 

Matikah’ aku?Ini surga’ apa neraka?Neraka panas di bakar, ini pasti surga.

 

Apa orang seperti aku masuk surga?

Hal tidak mungkin, kataku tertawa tipis, saat menduga-duga, antara neraka dan surga.

 

Aku belum menoleh ke samping, hanya menatap ke arah atas, aneh aku tidak bisa mengingat apa yang terjadi hari itu, kakiku kaku terasa sangat dingin.

 

“Bapak sudah bangun?”

tanya seorang gadis geulis dengan suara yang lembut,

berpakaian putih dan ikat kepala putih di pakai, di atas kepala.

 

Wah, di surga ada suster juga toh?

kata tersenyum lagi.

 

Bapak kenapa di tanya malah senyum Eeeuh..!”

 

Tiba-tiba seorang lelaki berkumis tebal berpakaian seragam polisi nongol di depan wajahku.

 

Lihat selengkapnya