Suara kak Eva menggelegar di dalam rumah.
“Katakan dengan jujur, Katakan siapa pelakunya, aku ini petugas medis, aku tahu ciri-ciri orang bunting,
sekali lagi aku tanya, siapa yang menghamilimu?
‘Hamil? Nita hamil sebelum menikah, itu aib besar dalam keluarga besar kami.
Keluarga ini akan makin terkenal saja, akan jadi bahan omongan banyak orang, baru juga beberapa hari lalu gempar karena rumah tanggaku dengan Melani
sekarang Arnita bikin masalah baru lagi’
“Katakan!Cepat katakan! Kamu tidak mau bicara?"
Arnita di seret ke kamar mandi dan disiram pakai air.
“Ampun kak, ampun…iya aku katakan, benar aku hamil, maafkan aku kak.”
Anita menangis minta ampun.
“Mami dengar! itu karma buat Mami karena merendahkan menantumu sendiri, sekarang anak perempuanmu menjadi wanita paling rendah .”
Kak Eva sangat murka .
“Ma… jangan ngomong seperti itu sama orang tua.”
Suaminya menegurnya.
Papi terlihat pucat dan hanya duduk membatu.
“Biar saja bang, itu akibatnya kalau Mami memanjakannya, itu akibatnya, lihat dia akhirnya bikin aib dan mempermalukan keluarga ini.
Mami mau taruh di mana harga diri Papi, mungkin kalau Mami sudah biasa, tidak malu lagi.
Tapi aku kasihan sama Papi, aku juga malu. Apa kata orang nanti, kalau tau Arnita hamil di luar Nikah.”
“Mami…!maaf,” kata Arnita dari pintu kamar mandi.
“Kamu membuatku malu,” ucap Mami, ikut memukul Arnita di kamar mandi.
“Maaf Mi, Nita salah, minta ampun tolong maafkan, Mi,”
suara Arnita memohon.-mohon.
Aku tidak tahu harus berkata apa lagi, apa ini teguran untuk mami atas segala perbuatan selama ini pada Melani. Apa aku harus tertawa atau aku harus menangis?
Tapi aku sangat merasa sedih, aku tidak pernah menginginkan hal ini untuk terjadi pada Arnita adikku dan Melani Istriku.
Tapi satu hal yang pasti dalam kehidupan ini. Apa yang ditanam, itu juga yang akan dituai.
Jika hal baik yang di tabur, maka hal baik juga yang akan dituai.
“Kenapa kamu mempermalukan Mami Arnita!” Mami menangis histeris.