Dipaksa Menikah Dengan Sepupu

Betaria Sonata L raja
Chapter #88

Dimaanfaatkan #88

Sebenarnya, kemarahan papi bukan semata hanya karena Mami membelanjakan tas mahal, tapi lebih kekecewaan karena Arnita melakukan kesalahan besar dalam hidupnya, dan itu kesalahan Mami, mengijinkan Arnita menginap di apartemen Mikha, memberinya kebebasan, anak seumuran Arnita tidak diawasi, akan menjadi masalah besar, anak seumuran dia memang lagi pencarian jati diri.


Setelah menghancurkan tas mahal itu, ternyata tidak puas sampai disitu, ia juga, mengambil koleksi sepatu Mami,

kali ini sama lemarinya sekalian yang diangkat, dan dilempar ke kobaran api, tidak ada yang berani berkata sepatah katapun, tidak ada yang berani melarangnya.


Eva, suaminya, Mami, Arnita, semuanya diam. Puas membakar barang-barang mahal milik istrinya, akhirnya ia merasa tenang, angkat jempol buat papi.


Mami perlu di kasih terapi jantung seperti itu,

Memang bila di total, bisa membeli satu rumah dan satu mobil,

tapi sebentar bisa lenyap sekejap mata.


Aku tidak tahu apa yang dipikirkan Mami saat ini, aku jadi ingat kata tulang Bekasi beberapa hari lalu saat mengumpul di rumah ini saat ada Melani.


Tulang bilang, orang yang akan mengumpulkan harta dunia ini dengan cara yang licik, akan kehilangan lebih dari yang dikumpulkan.


Mami sepertinya sudah mulai mendapat hasil dari perbuatanya.


Saat ia memaki Melani, menghina, merendahkannya, memukul, Kini ia yang direndahkan, bahkan serendah-rendahnya,

anak hamil luar nikah, tentu saja aib yang paling memalukan,

akan di cap kegagalan orang tua dalam mendidik anaknya.


Aku yakin semua orang akan semakin merendahkan Mami dan menghinanya.

Aku tidak tahu apa Mami masih punya muka untuk menemui keluarga kalau sudah seperti ini.


Setelah melenyapkan semua tas mahal dan sepatu mahal milik Mami,

Papi masuk lagi, ia meletakkan palu di samping, di samping sofa yang ia duduki, pemandangan yang menakutkan,

aku takut, kalau Mami memotong omongan suaminya, takut jadi sasaran palu.


“Ok, sekarang katakan siapa lelaki itu Arnita?”

tanya papi terdengar tegas dan menakutkan, saat ia duduk.


Badan Wanita terlihat bergetar, tidak di duga aku satu pikiran sama kak Eva.


Wanita itu berdiri dan menyingkirkan palu ke dapur, pikiranku sepertinya sama, takut palu itu memakan korban.


“Papi maafkan aku…!

Arnita merosotkan tubuhnya dari sofa, bersimpuh di kaki Papi, dia ketakutan dan bersujud di kaki lelaki yang sedang dipenuhi kemarahan.


“Kamu bangun, jangan duduk di situ, aku bertanya lagi katakan siapa lelaki itu?”


Arnita sepertinya enggan mengungkap lelaki kurang ajar itu, ia terus saja menangis di kaki Papi.


Mami sudah membatu seperti patung, ia tidak berani lagi bersuara seperti tadi, bahkan kepala Mami menunduk seperti ayam sakit, itu sudah pasti.

Lihat selengkapnya