Aku memilih masuk penjara , tujuanku ingin memberi si keparat Juna pelajaran.
Aku sudah menyusun rencana dengan Jimmy ingin menghabisi Juna dalam selnya. Ia Akan mendapat pelajaran dariku atas apa yang sudah diperbuat pada Arnita dan untuk hidupku.
Tetapi kali ini.
Melihat mereka mengoceh ada yang menangis aku tidak suka.
Aku memilih keluar dari ruangan ini dan menuju selku kembali.
“Masukkan aku lagi ke selnya, aku tidak mau keluar dari penjara.”
“Apa?” Ke empat orang polisi menatapku dengan bingung.
Saat semua orang yang ada ruang tahanan berharap untuk bisa keluar dan bahkan menurut cerita banyak juga orang tua yang jual rumah yang penting anak atau keluarganya bisa menghirup udara bebas.
Tetapi, aku malah ingin masuk kedalam ruangan sumpek itu, ruangan kecil yang dihuni empat lelaki dewasa, bisa dibayangkan betapa mengerikannya tempat tersebut.
Sepertinya keluarga sejak aku hilang, mereka mencari ku ke penjara dengan membawa foto.
Atas permintaanku aku kembali dikirim ke dalam sel, walau keluarga meminta dan sudah membayar denda untukku, tetap aku menolaknya.
Aku tidak akan puas sebelum aku memberi Juna pelajaran.
Aku meminta pada Beny untuk memasukkan ku dan Jimmy ke dalam satu ruangan dengan Juna, lelaki kurang ajar itu akan mendapat pelajaran.
Sebagai anak lelaki dan tertua di keluarga, aku sangat marah karena lelaki keparat itu merusak masa depan adik perempuanku.
Ia kaget saat melihatku ada dalam ruangan itu, tetapi ia tidak berani menyapaku, ia sudah tahu kesalahannya makanya ia hanya menunduk.
Dalam satu ruangan, ada beberapa orang yang berbadan besar, sepertinya orang yang melindunginya, tetapi itu gampang selagi punya teman, yang punya pengaruh besar dalam kepolisian.
“Aku ingin orang-orang yang menjaganya di pindahkan, dan gantikan dengan orang-orangku,” ujarku pada Beny.
“Lu mau apain dia sih, bro?”