Dipaksa Menikah Dengan Sepupu

Betaria Sonata L raja
Chapter #111

Kehidupan Memberi Banyak Pelajaran #111

“Sudah…sudah anda lebih baik pulang saja sebelum aku panggil polisi,” kata Papi mengusir keluarga Juna.

 

Papi terpaksa mengusirnya, Juna dan keluarganya yang ingin memiliki anak Arnita.

 

Kedatangan Juna dan keluarganya ternyata berbuntut panjang, ini namanya menghalalkan cara yang penting keinginan tercapai.

 

Mereka datang ke rumah keluargaku saja menurutku itu sudah hal yang memalukan, bagaimana ia menuntut anak yang di lahir kan Arnita akan mereka bawa dengan alasan itu benih dari Arjuna, terdengar lucu dan tidak masuk akal, mendengarnya saja membuatku ingin tertawa, Juna terlalu percaya diri seakan tidak punya rasa malu lagi.

 

‘Apa otak Juna rusak juga sepertiku waktu itu?’

 

Aku tidak setuju sedikitpun, mana mungkin kami memberikan Arnita pada lelaki yang jelas-jelas sudah tidak punya masa depan , seorang pengedar dan seorang pemakai juga, orang tua mana yang mau menikahkan anaknya pada orang yang seperti itu, walau aku tahu ia kaya raya, banyak harta, mungkin kalau sama Mami pasti sudah di iyakan , sama seperti waktu itu, saat ia tahu Juna anak seorang pejabat dan punya banyak usaha, ia merestui hubungan mereka, tapi saat ini semua itu akan berbeda, harta tidak lagi hal yang paling penting.

 

Itu sama saja kami menghancurkan hidup Arnita untuk kedua kalinya.

Aku pikir setelah diusir dari rumah tidak bakalan datang lagi, tapi saat aku pulang dari Kantor Juna datang lagi, kali ini ia datang sendiri.

 

Melihatnya membuatku semakin lelah, sudah dari kantor merasa sangat capek melihatnya datang lagi, aku makin emosi.

 

“Lu ngapain datang lagi kesini? Lu memang gak ada malunya iya, apa urat malu kamu sudah putus?”

 

Tadinya, kalau saja ia menjawab sepatah kata saja, aku akan memberinya bogem mentah, tapi masalahnya, ia diam tidak menjawab.

 

Wajahnya terlihat sayu, ia menundukkan kepalanya,  aku ikut duduk di samping Papi.

 

“Maaf nak Juna, kami tidak ingin melakukan kesalahan dua kali pada Arnita, ia akan meneruskan kuliahnya,” kata Papi tidak terlihat marah.

 

“Lo, pulang sana!” Kataku marah.

 

“Biarkan aku bicara dengan Arnita Om,” kata Juna wajah memohon.

Lihat selengkapnya