Dipaksa Menikah Dengan Sepupu

Betaria Sonata L raja
Chapter #112

Harusnya Keluarga Saling Mendoakan #112

Hidup tidak akan pernah lepas dari masalah, baik masalah kecil maupun masalah besar, selagi kita masih hidup di dunia ini.

 

Tapi terkadang  masih ada orang yang merasa iri dan tidak suka dengan keberhasilan kita, bahkan datangnya dari keluarga sendiri, begitu juga saat ini, aku pikir setelah kami melalui banyak masalah, hidupku akan berangsur baik, tetapi kenyataanya masalah tetap ada.

 

Kesalahan yang dilakukan Arnita di masa lalu  tidak banyak keluarga yang tahu, karena kami tidak memberitahukan pada keluarga besar yang tahu hanya tulang Bekasi dan Bogor.

 

Ternyata kabar itu menyebar kemana-mana,   kejadian dua tahun yang lalu, kami menutupinya dari semua keluarga, termasuk dari arisan oppung.

 

Kak Eva menolak arisan  diadakan di rumah dan meminta keluar dari arisan demi menjaga kesehatan Mami. Mungkin kalau keluargaku masih ikut,  sumpah dan makian akan diterima Mami saat itu.

 

Itulah alasan kami tidak ikut arisan demi menjaga kesehatan Mami. Namun, tepat hari minggu kemarin, tanpa diundang tanpa mengabari kami terlebih dulu, tiba-tiba tante Candra yang di Bogor datang. Tadinya aku pikir mau datang menjenguk kakaknya yang sedang sakit. Sebab sejak Mami sakit sudah hampir dua tahun, tante Candra belum pernah menjenguk.

 

Saat ia datang aku sebenarnya sudah punya firasat buruk pada tante, karena setiap kali ia datang yang ada pertengkaran yang selalu ada.

 

Baik kali ini pun seperti tante datang sendiri, kalau bapa uda atau suaminya ikut ,biasanya aman, sama seperti Papi, istrinya yang lebih galak, tapi selalu suaminya yang bisa menjinakkan.

 

“Tante mau ngapain datang kesini Pi?” tanyaku saat melihat ada tante Candra di rumah.

 

“Sstt, lihat kakaknya mungkin,” kata Papi membantuku servis motor di samping rumah.

 

“Pasti ujung-ujungnya nanti bertengkar, yang ada Mami tambah sakit.”

 

“Biarkan saja, itu sudah bawaan dari sananya,” balas papi.

 

Saat lagi asik berbengkel, kak Eva datang, wajahnya kusut bagai kain tidak disetrika satu bulan.

 

“Pi, suruh saja tantenya untuk diam, dari tadi dia marah-marahin Mami. Aku sudah mengingatkannya, dia malah tambah marah-marah, kasihan Mami diperlakukan seperti itu,” ujar kak Eva.

 

Papi tidak mau keadaan istrinya makin buruk, karena kami sudah melakukan banyak hal untuk kesembuhan Mami, kami tidak mau kesehatan Mami bertambah parah karena seorang pengacau seperti tante Chandra.

Lihat selengkapnya