Cangkir aluminium yang biasa Mami pakai minum obat, cangkir itu di lempar ke kepala tante, untung aluminium, kalau saja cangkir gelas mungkin kepala tante Candra sudah bocor.
“Apa sih!? kakak ini lempar-lempar!” Tante menatap marah pada kakak kandung yang melempar cangkir ke kepalanya
“Dasar sombong, baru jadi PNS saja kamu sudah sombong,” ucap Mami marah.
“Iya itu benar, aku berhasil jadi PNS hasil kerja kerasku sendiri, aku juga berhasil menjaga anak-anakku, mendidik mereka jadi anak yang berhasil,” ucap Tante membanggakan diri.
Namun, apa yang di katakan tante itu benar, anak-anak tante semua disiplin dan penurut sama orang tua
“Iya baguslah, kamu berhasil, tapi perjalanan hidup ini masih panjang, semoga kamu berhasil mendidik mereka sampai berkeluarga,” ujar Mami.
Kakak adik itu saling bertengkar, Mami dengan keadaannya yang seperti itu, masih bisa-bisanya bertengkar, tante tidak punya perasaan, sudah melihat kakaknya sakit bukannya mengalah.
‘Dasar inang-inang parbada’lah orang ini dua’ ujar ku dalam hati.
Aku bukannya tidak mau membentak tante atau mengusirnya, tetapi bagiku mereka berdua adalah orang tuaku yang aku hormati, jika mereka bertengkar biarlah mereka saja yang bertengkar aku tidak usah ikut campur.
“Tante bisa diam tidak, keluar saja dari rumah ini, dari dulu tante itu tidak pernah baik sama Mami, kasihan Maminya sudah sakit malah tambah di tekan-tekan lagi, kalau makin sakit emangnya tante itu mau bertanggung jawab.” Arnita yang tadi hanya diam, tiba-tiba berdiri .
“Kamu anak tidak sopan, berani mengusir orang tua, pantas kamu hamil di luar nikah,” kata tante.
Kami sama Papi hanya diam sebagai penonton, urusan inang-inang biarlah di selesaikan sama inang-inang, Papi memainkan ponselnya, ia tidak melarang Arnita.
“Aku memang salah tante, tapi dari kesalahan yang aku lakukan, aku belajar untuk lebih baik, toh juga manusia tidak ada yang luput dari dosa,” ujar Arnita, ia berani menanggapi cibiran tante.
“Jadi kamu mau bilang, kamu senang kamu hamil di luar nikah? Apa kamu tidak malu, anakmu tidak punya bapak di akta lahir nantinya?” Tanya tante berusaha memojokkan Arnita, hingga sesuatu yang tak terduga terjadi.
“Sudah, sudah… tante pulang saja, lebih baik kami tidak punya sanak saudara kalau modelnya seperti anda, bisa hanya mencari kesalahan keluarga kami, harusnya rasa sakit kami rasa rasa sakit tante, tapi sepertinya tidak … tantelah yang malah menjelek-jelekkan keluarga ini di group keluarga Oppung. Jadi, tante sebaiknya tidak datang ke rumah ini, mulai hari ini, anggap saja kita tidak punya hubungan,” kata Kak Eva manarik tangan tante memintanya pulang.
“ Maaf tante, aku terpaksa melakukan ini, keluarga ini masih butuh Mami tetap sehat, kalau tante terus mengungkit masa lalu, aku takut kesehatan Mami makin drop,” kata Eva, menarik tangan Tante menyuruhnya keluar.