Dipaksa Menikah Dengan Sepupu

Betaria Sonata L raja
Chapter #120

Ternyata Tidur Dengan Istriku #120

 

Samosir Dolok Martahan.

Raja parhata atau para tetua adat sudah datang ke rumah untuk rapat acara pesta adat saur matua oppung kami.

 Saat berkumpul di dalam rumah, dua mobil pribadi berhenti di depan halaman.

 Melihat orang yang datang jiwaku mulai kepanasan, Tante Candra datang dan membawa ke empat anak-anaknya. Tulang dari Bekasi, tulang yang dari Bogor juga datang, jadi semua anak-anak oppung semua sudah datang.

 

Aku tahu akan ada drama dan keributan lagi nanti, itu sudah tradisi kami setiap kali berkumpul seperti ini, aku akan mempersiapkan diri mulai saat ini, apalagi saat mereka tahu kalau Melani datang Dari Jerman.

 

Drama tante Candra pun dimulai...

 

“Inooong” Tante mulai menangis mangandung.

 

Kenapa setelah orang tua itu pergi baru semua bertingkah seakan -akan mereka sangat kehilangan. Padahal Tante Candra orang paling sibuk, jarang pulang menjenguk Mamanya, setelah meninggal baru di tangisi, di pesta kan dan dibuat tari-tarian.

 

Oppung yang sudah meninggal mana mengerti lagi.

Terakhir Mertuaku Mama Melani, pernah menelepon, oppung ingin anak-anaknya pulang sebelum Mami sakit. Semuanya pulang, kecuali Tante Candra yang beralasan tidak punya cuti, saat kami pesta juga ia tidak datang.

 

Kini tangisan itu menggelegar sampai ke kampung sebelah, jadi omongan semua orang yang datang, karena andung-andung tante sedikit berlebihan alias lebay(andung-andung: tangisan untuk orang meninggal)

 

“Molo nunga monding soi nama tangisna, alai di ujung ngolu nai di sukkun kabarna pe so hea.”

 

(Kalau sudah meninggal menangis berlebihan, tapi saat masih hidup, di tanya kabar juga tidak pernah) kata seorang saudara oppung. Tante langsung diam, ia akhirnya menghentikan tangisannya yang sangat mengganggu itu, karena ditegur salah satu keluarga yang dari kampung.

 

Ia duduk bergabung dengan kami, tapi saat Melani datang membawa minuman untuk para pelayat, Tante membuat sensasi.

 

“Mel, kamu datang?? Iya ampun.” Tante terlihat heboh lagi, ia memeluk Melani.

 

“Dipelankan suaranya iya, kita akan mulai rapatnya,” tegur salah satu tulang yang memulai rapat untuk persiapan acara pesta saur matua oppung, sudah bisa dibayangkan, adat dan tetek bengek pesta akan panjang. saat pesta opung saur matua.

 

kami nantinya, manortor, di ulosi (di kasih ulos) dan masih banyak lagi rentetan  acara, apa lagi, keluarga opung  boleh dibilang orang kaya lah di kampung tersebut.

 

Saat ini,

Tante seperti orang kesurupan atau orang stres, ia masih memeluk Melani dengan tangisan- tangisan, seakan -akan ia orang paling berjasa pada Melani.

 Padahal semua orang sudah memintanya untuk duduk, tapi seolah-olah ia ingin  menunjukkan pada orang, kalau Melani sangat dekat dengannya, dan karena dialah Melani bisa jadi dokter,

 

“Melani, sini duduk sama Bou." Tante minta Melani duduk di samping Candra.

Lihat selengkapnya