Senin pagi ini lebih ramai daripada biasanya. Penyebabnya karena primadona sekolah sudah kembali. Dia Sakura Hana. Cewek paling populer di sekolah. Anak kelas 11 IPS 1.
Barisan cowok-cowok memenuhi sepanjang halaman sekolah. Dari gerbang sampai hampir lobi sekolah untuk menyambut gadis bermata sipit itu. Siapa yang tidak tergila-gila oleh Hana, cewek cantik yang juga berprestasi.
"Selamat pagi Hana!"
"Selamat ya, Hana!"
"Hana lo cantik banget!"
Suara dari orang di sekitarnya membuat Hana tersenyum menanggapi. Mendengar kalimat seperti itu sudah biasa baginya.
"Selamat pagi!" sapanya balik.
Hana menghirup udara dalam-dalam. Mengamati gedung tinggi yang menjulang di depannya itu. Empat bulan lebih ia tidak menginjakkan kaki di sekolah karena mengikuti bimbingan olimpiade. Dan sesuai harapan, ia membawa pulang medali emas untuk olimpiade tersebut. Rasanya sangat merindukan tempat ini.
Pandangan Hana beralih ke parkiran. Gadis itu lantas berlari kecil ke sana. Jefri—teman sekelasnya—baru saja turun dari motor hitamnya.
"Jef!" Hana menepuk bahu Jefri membuat cowok itu menoleh. Matanya berbinar karena terkejut mendapati temannya sudah kembali.
"Apa kabar?" tanya Jefri.
"Baik!" senyum Hana mengembang. "Ke kelas bareng, yuk."
"Kenapa? Lupa sama kelas sendiri."
"Sedikit." balasnya kemudian terkekeh kecil.
"Ada berita apa di sekolah?" tanya Hana.
"Nggak tahu. Gue kurang tertarik sama gosip." balas Jefri yang membuat Hana tertawa.
"Jangan terlalu nggak peduli, nanti jatuhnya jadi kudet."
"Sembarangan!"
***
"Pengumuman, pengumuman!" teriak Gilang di antara keempat temannya. Membuat mereka menoleh karena penasaran.
"Nggak usah kebanyakan gaya! Udah sini mau ngomong apa?" suara Malik. Menghentikan aksi lebay si Gilang.
"Ada medusa ada putri salju. Ada aladdin ada jin." ucap Gilang mencoba berpantun.
"Nggak sekalian aja ada nastar, kastengel, kue kering," sahut Deva sewot.
"Lo malah ngabsen makanan lebaran sih, njir!" Rian menyikut lengan Deva.
"Abisnya kelamaan banget mau ngomong aja!" cibir Deva. "Gue lagi on fire nih. Makanya cepet!"
Gilang mendekatkan kepalanya ke arah teman-temannya membuat keempat orang lainnya ikut-ikutan. Membentuk lingkaran seperti ada hal rahasia yang akan Gilang sampaikan.
"Hana udah balik cuy!" Gilang berucap dengan serius.
"Yang bener, Lang?"
"Terkejut aku terheran-heran!"
"Apa?!"
Di antara lima orang itu, hanya Dipta yang tidak merespon. Wajahnya terlihat datar, tidak tertarik dengan pembahasan teman-temannya.