CALL YOU MINE

Fadila Damayanti
Chapter #22

MENAHAN KAMU

Mungkin, ocehan orang-orang tentang dirinya adalah makanan baru untuk Yurisa. Setiap hari mendengar kalimat-kalimat tak menyenangkan membuat Yurisa sedikit kebal. Sakit hati mungkin malah hanya akan membuat harinya semakin buruk. 

Setelah apa yang terjadi dengannya akhir-akhir ini Yurisa menjadi sadar bahwa, semesta tidak selalu berpihak kepada kita. Masalah akan terus datang dan pergi selama kamu masih bernapas.

Seolah menulikan pendengarannya, Yurisa melangkah tenang sepanjang koridor. Berita tentang ia yang memiliki hubungan khusus dengan pihak sekolah sudah tersebar luas. Penyogokan, kecurangan, beli kursi semua menjadi nama baru untuk Yurisa. 

"Yurisa!" 

Merasa dipanggil, Yurisa menoleh. Di ujung lorong kelas sebelas, Yurisa menemukan Dipta yang kini sedang berjalan menghampirinya. Dengan tas yang tersampir di pundak kirinya. Harus Yurisa akui jika Dipta memang keren. Pantas saja banyak yang menyukai lelaki itu. Mungkin itu juga sebabnya Dipta dijodoh-jodohkan dengan Hana. 

Sejak kepulangan Hana lima hari yang lalu, setiap gerak-gerik Hana dan Dipta tidak pernah luput dari anak-anak lain. Hana senyum ke Dipta saja sudah mengundang ledekan dari murid-murid. 

"Apa?" 

"Gue nggak suka basa-basi. Kemana lo lima hari ini?" tanya Dipta serius. Tangannya sengaja ia silangkan di depan dada. Tatapannya mengintimidasi perempuan itu. 

"Ada di kelas," balas Yurisa singkat. Sedetik kemudian gadis itu berbalik, mengabaikan Dipta. 

Merasa ada yang tidak beres, Dipta segera menahan lengan Yurisa. Mencegah perempuan itu untuk pergi. 

"Lo berubah," kata Dipta terdengar datar. Tetapi ada nada lain di sana, seperti tak suka dengan sikap Yurisa akhir-akhir ini. 

"Kamu mau ngomong sesuatu sama aku?" tanya Yurisa mengabaikan ucapan Dipta barusan. 

"Jelasin." tegas Dipta. 

"Apa? Kamu mau minta penjelasan soal apa?" tanya Yurisa lirih. Sedang tidak ingin berdebat dengan Dipta. Suasana hatinya sedang tidak begitu baik. 

"Kenapa menghindar dari gue?" 

"Kamu ada perempuan lain selain aku?" Yurisa bertanya balik. 

"Enggak!" balas Dipta dengan cepat dan tegas. 

Yurisa tertawa hambar tetapi matanya berkaca-kaca. Yurisa membenci dirinya sendiri ketika tidak bisa menahan air matanya di depan Dipta. "Kamu mau buat aku senang, ya?" 

"Emang enggak ada, Yurisa. Cuma lo." kata Dipta meyakinkan perempuan itu. Apa Yurisa sedang menuduhnya berselingkuh? 

"Gimana bisa kamu kasih harapan ke dua perempuan yang berbeda?" tanya Yurisa membuat Dipta terdiam. Otaknya berpikir keras mengenai apa yang dimaksud perempuan itu. 

Dipta membungkukkan badannya untuk menyejajarkan tinggi badannya dengan Yurisa. Menatap perempuan itu tepat di matanya. "Kata siapa gue ada perempuan lain?" 

"Terserah kamu, aja, Dip." kata Yurisa pelan. Menyerah untuk membujuk Dipta untuk mengakui hal tersebut. Yurisa tidak akan marah jika lelaki itu mau berkata jujur. 

"Lo marah?" Dipta mengerutkan keningnya penasaran. 

"Kamu mau aku marah?" 

"Silakan." balas Dipta. "Marah sekarang, gue dengerin sampai selesai." cowok itu menegakkan badannya lagi. Bersiap mendengarkan ocehan Yurisa yang ia yakin tidak masuk akal. 

"Aku harus marah yang kaya gimana? Aku nggak bisa marah. Aku cuma mau denger penjelasan kamu soal Kak Hana." jawab Yurisa tenang. 

"Kamu bener kan, ada hubungan sama Kak Hana?" tanya Yurisa karena Dipta tak juga mengatakan apapun.

Lihat selengkapnya