Motor CBR 1970 modif Deus Ex Machina memasuki bengkel Jaya Surya yang sudah berdiri sejak tahun 1980. Dirga memarkir motor di tempat biasanya, lalu mengganti baju sekolahnya dengan Jumpsuit berwarna merah - kuning. Lalu mengambil perkakas dan bersiap untuk bekerja. Bengkel sedang ramai, kira-kira ada 10 motor berjejer untuk diservis dan di cek.
"Wan Kodir!, Yang mana akinya rusak?" Kata Dirga dari tempat penyimpanan onderdil.
"Itu Dir, Vario Putih yang dipojok." Kata Wan Kodir yang sedang membersihkan karburator dengan bensin.
Dirga langsung pergi ke motor itu, membongkar dengan cepat beberapa baut lalu mengambil Aki kecil yang menempel di mesin motor. Kabel yang rumit itu di cek Dirga satu persatu kemudian mencabut busi. Sesaat mengamati itu Dirga tersenyum saat mengetahui akar permasalahannya.
Bengkel Jaya Surya adalah bengkel milik Ayah Dirga yang kini sudah tidak bisa lagi maksimal bekerja karena tangan kirinya sudah lumpuh. Dirga dididik dan dibesarkan oleh ajaran Ayahnya tentang mesin. Dari kecil ia sudah membantu Ayahnya di bengkel, dan ternyata dirinya sangat hobi dan mahir akan mesin. Terkadang sesekali ia membantu di bengkel mobil pamannya yang tidak begitu jauh dari bengkel motor miliknya jika dibutuhkan.
Meskipun Dirga anak dari pemilik bengkel, tetap saja Ayah Dirga memperlakukan dirga sebagai karyawan, digaji paling kecil hanya sebatas UMR ditambah biyaya hidup serta sekolah. Hanya kadang beberapa ceperan ia dapat dari bengkel pamannya. Dirga mengambil lalu mengamati busi yang sudah agak gosong itu, lalu menghampiri pelanggannya yang duduk di ruang tunggu bengkel.
"Pak, Akinya normal pak, ini businya aja yang udah rusak gimana pak? Ganti?"
"Ooh..." Kata bapak itu sambil baca koran sejenak ia memperhatikan busi yang dipegang oleh Dirga. "Yang lainnya gimana ada yang rusak?"
"Beberapa komponen masih bagus, akinya masih normal, airnya juga masih penuh, gara-gara ini dah pak. Makanya gasnya kadang ngadet," Dirga menunjuk ke arah Busi yang gosong itu "trus kalau di starter agak lama soalnya aliran listriknya terganggu."
"Ya uda, ganti aja dik, nanti harganya sekalian masukin ke nota ya."
"Oke pak." Dirga berjalan kearah stan tempat penjualan onderdil. "E, Mariana, tolong itu E, ambilkan saya busi, untuk matic vario." Canda dirga dengan logat timur yang dipaksakan.
"Sebentar dulu kaka Dirga ganteng, ini saya tulis bon dulu!" Kata Mariana kesal. Ia menjadi salah satu objek ejekan di bengkel, karena hanya Mariana dan Tini pegawai wanita di bengkel Jaya Surya.
***
Dirga, Bapak dan Emmy duduk di ruang makan yang sepi, mereka makan dengan lahap. Hari ini Emmy adik Dirga yang memasak, meskipun hanya tempe dan bayam. Suasana rumah itu hangat dan Emmy terus bercerita tentang kelas bulutangkis yang ia ikuti, Bapak bangga dengan Emmy cita-citanya menjadi atlit terus ditekuni.