Tara uring-uringan setelah mendengar ucapan Reno, tentang Dony, mantan suami ketiganya, yang berniat untuk menghabisi nyawanya.
Dari sejak awal pernikahan, sifat dan tingkah laku, mantan suaminya itulah yang membuat Tara akhirnya memutuskan untuk berpisah.
Tara bertemu dengan Dony, saat sama-sama bekerja sebagai buruh pabrik sepatu, awalnya Tara mengira Dony adalah pria yang baik, dan akan menjadi pelabuhan terakhir hatinya yang masih sedih, karena kegagalan pernikahan pertamanya, yang bahkan belum sempat mengucapkan ijab kabul.
Pernikahan kedua Tara, dilakukan secara siri, karena Tara kesulitan untuk melengkapi admistrasi jika harus menikah resmi secara hukum yang berlaku.
Selain karena, kekurangan administrasi pelengkap, untuk mengurus pernikahan yang sah secara hukum, itu artinya, dia harus kembali ke kampung halamannya, dan meminta berkas pelengkap dari pihak terkait.
Sebenarnya saat itu bisa saja Tara pulang, dan pergi mengurus secara diam-diam semua berkasnya, atau meminta bantuan dari teman baiknya, yang membantunya kabur tempo hari, tapi menurut teman Tara tersebut, yang menjabat sebagai pengurus, di kampung Tara, saat itu adalah pamannya, mungkin secara profesional administrasi tidak boleh dipersulit, tapi tetap saja, Tara tidak memiliki keberanian untuk pulang, dan menghadapi, pandangan miring warga kampungnya nanti, yang sudah terlanjur menganggap Tara, adalah wanita tidak baik, karena sudah mengotori nama baik kampung, terlebih dia sudah di coret dari daftar keluarga, dengan dikeluarkannya Tara, dari administrasi resmi, maupun tidak resmi.
Sekalipun secara administrasi, Tara sudah tercatat terpisah status catatan administrasinya, dengan ayah dan ibunya, tetap saja Tara tak kuasa untuk bertemu dengan pamannya, dan tidak yakin juga, jika temannya bisa membantunya, terlebih untuk mengurus dokumen pernikahan, harus yang bersangkutan hadir, tidak bisa diwakilkan.