Dirty Business

Annisa Fitrianti
Chapter #19

Chapter 19

Beverly Hills 

Los Angeles, California- USA 

16.00 PM

"Aku jadi penasaran, ada hal apa sebenarnya yang membuat Cara sampai begitu spesial dibandingkan dengan Ibuku, Dad?" tanyaku penuh amarah dihadapan ayahku seraya menunjuk kearah Cara maupun Ibuku. 


"Cara sedang hamil Ken, itulah alasan kenapa aku bercerai dengan Ibumu dan itu juga yang menjadi alasan kenapa aku mengirim orang-orangku untuk menghabisinya yang terus menerus mengganggu Cara" jelasnya seraya menunjuk kearah Harry. 


Astaga, drama apa lagi ini Tuhan?! 


Entahlah, sepertinya ayahku saat ini sedang puber kedua sampai-sampai dia tega melakukan hal demikian tanpa berkaca lebih dulu bahwa umurnya sudah tidak lagi muda dan bahkan sebanding dengan Cara. 


"Astaga Dad, bisa-bisanya kalian berbuat hal terlarang seperti itu dibelakang kami. Apa kalian tidak malu?" ucap Kylie yang sangat mewakili perkataanku. 


"Maafkan aku" ucap Cara masih tertunduk malu. 


"Selamat kau sudah berhasil menghancurkan keluargaku. Aku harap kau puas Cara" ketusku. 


"Silahkan semua keluar dari sini, kecuali kau Harry. Kau ikut denganku?!" ujarku seraya menggenggam tangannya dan berlalu meninggalkan ruang tamu guna berjalan menuju kedalam kamar. 


"Jaga caramu bersikap Kendall?!" peringat Ayahku yang tidak aku pedulikan, sebab dia pun tidak lagi memberikanku contoh yang benar. 




Memasuki kamar bersama dengan Harry, kini yang mampu aku lakukan hanya terduduk diam dikursi meja rias dan tidak tau ingin melakukan apa dengan adanya Harry dihadapanku saat ini. 


"Ken" katanya membuatku menoleh kearahnya. 


"Har, sungguh. Maafkan aku yang menggunakanmu untuk membuat mereka kesal tadi" sesalku membuatnya lantas berjongkok di hadapanku dan menggenggam erat kedua tanganku tanpa permisi. 


"Tidak apa-apa Ken. Aku mengerti bagaimana perasaanmu sekarang dan aku turut sedih mendengar tentang perceraian Ibu dan Ayahmu" ucapnya.


"Thank's, tapi Har..."


"Bisakah kau membantuku membalaskan perbuatan mereka terhadap kita?" ujarku yang sudah kehabisan akal.


"Aku akan membantumu selagi aku bisa Ken. Tapi, kalau untuk menikah denganmu. Maaf, aku rasa itu adalah hal yang tidak akan mungkin" jelasnya seraya mengelus lembut dan menggenggam erat kedua tanganku.


"Tapi kenapa?" tanyaku. 


"Karena kita asing Ken"


"Pertemuan kita bahkan masih bisa terhitung" jelasnya membeberkan fakta yang juga aku benarkan, walaupun dalam hatiku ingin sekali kalau Harry menyetujui rencanaku untuk bisa membalaskan perbuatan Ayahku dan Cara. 


"Apa kau tidak sakit hati Har, melihat mereka bersama?"


"Aku bahkan sudah pernah melihat keduanya tanpa busana di kamar hotel Ken" terkejut akan pernyataannya, membuatku ikut menggenggam erat tangannya guna menahan kesal. 


Tok..tok..tok..


"Ken, boleh aku masuk?" ujar Ibuku dari balik pintu kamar.


"Mereka sudah pergi, hanya tinggal aku dan Mom. Bisakah kita bicara secara kekeluargaan sebentar Ken?" sambung adikku.  


"Tidak Mom, Kyl..." 


"Aku tidak ingin bertemu dengan kalian untuk saat ini, lebih baik kalian pergi dari Mansion-ku dan kita bicara besok" putusku tidak ingin di debat. 


"Ibu dan adikmu pasti khawatir Ken" katanya.


"Biarkan saja. Saat ini yang aku butuhkan hanya kita yang membicarakan soal ideku tentang pernikahan" jawabku seraya menatap mata hijaunya yang nampak terkejut karena perkataanku ini.


"Ken aku-" belum selesai dia berucap, aku sudah lebih dahulu mengecup bibirnya dalam dan mencari tatapan matanya yang sekali lagi terkejut karena perbuatanku.


Gagal menarik diri dari hadapanku, karena aku lebih dahulu menarik sebelah tangannya. Dapat aku lihat wajahnya merona merah, sedangkan kedua matanya sibuk menghindar dari tatapanku. Sehingga dengan berani sekali lagi aku menarik dagunya guna membuatnya untuk menatap kedua mataku. 




"Tidak perlu merasa malu jika denganku Har"


"Aku bahkan rela melakukan apapun untukmu, agar kita tetap menikah. Bagaimana?" tawarku membuatnya lantas berdengus kasar dan melepaskan tangannya dari genggamanku. 

Lihat selengkapnya