Dirty Business

Annisa Fitrianti
Chapter #22

Chapter 22

Clinton Ave

West Hollywood, California- USA

11.00 AM

Memasuki minggu terakhir dari bulan januari, persiapanku untuk acara Fashion Show bersama seluruh karyawan yang bekerja sepenuhnya telah siap dan sesuai dengan konsep awal. Ditemani suhu udara hari ini yakni 30 derajat celcius, sangat mendukung dalam penyelenggaraanku untuk acara Fashion Show musim panas tahun ini.


Berlangsungnya acara selama beberapa jam ternyata mampu berjalan dengan lancar dan tanpa ada kesalahan. Menjadi orang terakhir yang memasuki runway, aku lantas sukses mendapatkan tepuk tangan serta pelukkan hangat dari para sahabat selebriti maupun para pengusaha yang menjadi tamu undangan.


Akan tetapi, kali ini aku mendadak memutuskan untuk mengadakan sesi wawancara bersama beberapa teman wartawan dengan didampingi oleh Harry. Dan mengenai kebersamaanku dengan Harry, akan aku jelaskan dalam sesi wawancara agar siapapun tidak lagi bingung kenapa aku tiba-tiba menginginkan sesi wawancara diadakan. 


"Selamat malam teman-teman.." sapaku.


"Malam Kendall" jawab mereka semua.


"Terimakasih kalian sudah mensukseskan acaraku tahun ini dan mau untuk menemaniku melakukan sesi wawancara. Tapi, aku jelas mengadakan sesi wawancara bukan sekedar tanpa alasan..." jelasku disambut hangat oleh mereka dengan senyum dan tidak henti mempotret aku dan Harry. 


"Boleh kami tau alasannya Kendall?" tanya seorang wartawan. 


"Sebelumnya aku akan memperkenalkan dulu kepada teman-teman, pria disebelahku ini bernama Harry Edward Styles. Dia calon suamiku, sebentar lagi kami akan segera melangsungkan pernikahan. Jadi, sudah jelas gossip tentangku dekat dengan pria yang kalian beritakan adalah tidak benar" jelasku yang lantas membuat para wartawan saling berebut ingin mengajukan pertanyaan. 


"Jadi Kendall, apa hubunganmu dengan Zayn dan Liam " tanya seorang wartawan wanita berambut blonde yang sedang mencatat sesuatu di note. 


"Aku berteman baik dengan mereka" jelasku. 


"Harry, bisa kau jelaskan sedikit tentang latar belakangmu" pinta seorang wartawan lelaki berkepala plontos di pojok kanan sana yang bersebelahan dengan wartawan yang sedang memegang kamera. 


"Well, Perkenalkan saya Harry. Saya seorang photographer sekaligus partner bisnis Kendall. So, saya ini bisa sedikit menjawab rasa penasaran teman-teman dan saya harap setelah ini kalian tidak mengajukan banyak kami pertanyaan..." ujar Harry berakhir menggenggam erat tanganku, membuat para wartawan dengan cepat mengabadikan kebersamaan kami. 

 

Jika meminta restu pada ayahku sulit, maka berbeda halnya dengan ibuku yang menyambut ramah Harry. Seperti seusai wawancara kemarin malam halnya, ibuku bahkan sangat menempel dengan Harry. Bahkan hari ini, kami telah sepakat untuk menghabiskan liburan bersama. Berbeda halnya dengan ayahku yang kali ini tidak hadir dalam acara Fashion show yang aku adakan.  




Berkendara selama beberapa jam bersama Harry menuju Malibu guna menyusul ibu dan adikku yang sudah lebih dahulu berangkat, kini tibalah kami di Yacht milik ibuku. 


"Hello.. Kendall, Harry" sambut ibuku seraya bergantian memberikan aku dan Harry kecupan di pipi kanan dan kiri. 


"Thanks Mom" jawabku. 


"Silahkan" ucap seorang pelayan yang tengah menyuguhkan kami whiskey. 


"Thanks" jawab Harry yang lebih dulu mengambil whiskey dan diserahkan untukku, kemudian barulah dia mengambil untuk dirinya sendiri.


"Kylie kemana Mom?" tanyaku seraya menyesap whiskey 818 yang disuguhkan oleh pelayan di Mansion ini.


"Dia sedang bermain jetsky bersama Justin" terkejut akan jawaban ibuku, lantas aku pun segera menarik tangan Harry seraya berjalan kearah sisi sebelah kiri Yacht dan diikuti juga oleh ibuku. 


"Mom mengundang Justin juga?" tanyaku marah. 


"Dia sudah besar Ken, sudahlah biarkan saja" jawab ibuku. 


"Tapi, Hailey menyukai Justin Mom" jelasku membuat Justin yang mendengar lantas terkejut dan menghentikan untuk berjalan kearah kami. 


"Aku dan Hailey hanya berteman..."


"Sungguh" jelasnya dihadapan kami semua, namun tatapannya lekat hanya menatap Kylie yang sedang melipat kedua tangan seraya beraut wajah sendu. 


Lihat selengkapnya