Dirty Business

Annisa Fitrianti
Chapter #26

Chapter 26

Celine Store

103 Mount St, London – Inggris Raya

09.00 AM

Melakukan fitting gaun pengantin bersama dengan Harry di toko temanku, Celine Naladhipa Scubert yang ada di London. Membuat pertemuan ku dengan Celine terjalin kembali, setelah sudah hampir 2 tahun kami tidak berjumpa dan hal itu di karenakan ketidak sukaanku pada kota London. 


Memintanya untuk hadir di acara pesta lajang ku bukan hal yang mudah untuknya, karena sepertinya dia sangat sibuk mengurus toko gaun pengantin miliknya yang sudah lama dia rintis ini.


"Aku tidak janji ya Ken" ucapnya. 


"Ya aku mengerti Cel" jawabku. 


"Ini seragam untuk keluarga. Kalian bawa saja dulu untuk dicoba, dan kalau nanti ada yang tidak muat kalian bisa telepon aku" jelasnya dengan ramah. 


"Thank's Cel" tuturku seraya menggenggam tangannya.  


"Sama-sama. Lusa akan aku kabari ya.." mengangguk paham, kami pun akhirnya saling mencium pipi kanan dan kiri sebagai tanda perpisahan dan Harry pun melakukan hal yang sama. 


Usai melakukan fitting, kami memutuskan untuk mensurvei beberapa tempat untuk acara pesta pernikahan. Dan kami sepakat bahwa rumah kaca dekat perkebunanlah yang menjadi pilihan kami, karena tempatnya sangat luas dan rindang. Sangat pas untuk acara pesta pernikahan kami nanti. 


"Tamu undangan kami sekitar 400 orang" ucap Harry. 


"Untuk standing guest bisa hingga 200 orang dan untuk tempat duduk kami menyediakan 150 orang dengan harga 3000 poundsterling. Bagaimana?" jelas sang pemilik.  


"Ok kami booking untuk tanggal 14 nanti..." jawabku setuju, namun berbeda dengan Harry yang nampak banyak berpikir. 


"Lalu, apakah dengan harga demikian sudah termasuk dengan catering?" tanya Harry, membuatku kemudian menoleh kearahnya.   


"Belum, belum termasuk.." 


"Tapi kalian bebas memilih apakah ingin menggunakan catering dari kami atau dari luar" jelasnya sang pemilik rumah.  


"Baiklah, kalau begitu kami akan menggunakan catering dari kalian saja" putusku membuat dari kemudian menarik tanganku. 


"Beri kami waktu sebentar.." ucapnya menarikku kearah lain yang lain dan jauh dari jangakauan sang pemilik rumah. 


"Ada apa" tanyaku. 


"3000 poundsterling bukan uang yang sedikit Kendall" tuturnya yang masih menggenggam tanganku. 


"Aku tau" jawabku. 


"Lalu?" tanyanya. 


"Biar aku yang membayarnya kalau kau keberatan" putusku membuatnya kemudian tergelak dan melepaskan genggamannya dari tanganku. 


"Uangku tidak sebanyak uang keluargaku Ken" jelasnya. 


"Lalu, kau punya berapa?" tanyaku.


"1500 poundsterling..." jawabnya.


"Yasudah sisanya biar aku yang bayar" menggelengkan kepala atas ucapanku, membuatku berdecih lelah kemudian. 


"Lalu, mau bagaimana? Sudah tidak ada waktu lagi Harry..." protesku membuatnya mengangguk. "Beri aku waktu... "


"Biar aku usahakan" katanya. 


"4 Hari, bagaimana?" tuturku. 


"5 Hari?" tawarnya.


"Deal. Untuk uang muka biar aku yang bayar ok?" tanyaku membuatnya kemudian menganggukkan kepala sebagai tanda setuju.


Kembali ke arah sang pemilik rumah yang nampak sedang menunggu kami, akhirnya aku pun membayar uang muka untuk sewa rumah kaca dan catering


"Jika di total dengan catering, maka seharga 7000 poundterling dan uang mukanya 2500 poundterling saja" jelasnya membuatku mengeluarkan ponsel untuk membayarnya melalui m-banking


"Sudah aku transfer ya 2500 poundsterling" ucapku seraya menunjukkan ponsel kearahnya. 

Lihat selengkapnya