Disabilitas Cinta

Mega Kembar
Chapter #5

Sifat Asli

Andai aku tidak menemaninya, cinta ini tak akan tumbuh.

Akan tetapi, aku tidak bisa mengabaikannya sendirian. Selalu ingin berguna untuk gadis tunadaksa itu. 

***

"Apa? Tolong bilang kalau gue cuman salah denger. Ini tidak nyata. Fatamorgana!"

Aku menggulirkan iris mata, sungguh bosan dengan sikap dramatis bin alay Rukly yang tak pernah ada habisnya. Selalu sukses membuat urat kesabaran ini nyaris putus. 

Tidak habis pikir dengan Rukly yang memiliki sifat seratus delapan puluh derajat berbeda dari Kak Pandu. 

Ketua Osis itu tampak elegan dan dapat diandalkan. Kenapa adiknya malah seperti ini? Ngidam apa ibunya dulu? Apa mungkin Rukly anak pungut?

 Oke, itu terlalu kejam. Dirasa tidak mungkin juga, mengingat wajah Kak Pandu sangat mirip dengan Rukly versi lebih dewasa. Perbedaan yang nyata dari keduanya hanya model rambut. 

Kak Pandu memiliki gaya short and spicy. Rambutnya tertata rapih layaknya anggota Brimop. Berbeda dengan Rukly, acak-acakan. Terkesan serampangan. Bahkan bila ada razia rambut, Si Jabrik itu pantas masuk zona merah.

"Bener apa kata, Rukly. Masa lo tiba-tiba mau ikut English Club, sih, kenapa?" Agara ikut bertanya, menimpali.

Sebulan telah berlalu sejak demontrasi setiap klub sekolah. Semua murid baru pun sudah memakai seragam putih-abu, tidak lagi putih-biru. Kegiatan belajar mengajar mulai dijalankan dengan kondusif sesuai jadwal. Kegiatan Klub pun akan segera dilangsungkan. 

Dua hari yang lalu, aku telah mendaftarkan diri menjadi anggota English Club. Sore nanti setelah pulang sekolah akan ada pertemuan pertama sesama anggota. Mungkin sebagai ajang perkenalan.

"Enggak papa. Gue cuman pengen ubah suasana baru aja!"

"Bohong. Dusta, nanti masuk Neraka!"

"Lihat, siapa yang ngomong?!"

Aku membalikkan perkataan Rukly. Dalam hati mencibir, mengutuk perkataan adik Pandu yang seakan berlagak benar.

Heran sekali dengan pemuda ini, kami tidak lagi satu kelas. Rukly di kelas 10-B sedangkan aku di kelas 10-D sama seperti Agara. Akan tetapi, sepertinya adik Pandu itu lebih senang main di kelasku. 

Jangan berpikir bila Rukly tidak punya teman. Itu mustahil. Statusnya sebagi adik Ketua Osis super senpai membuat Rukly ikut tenar dalam bayang-bayang kakaknya. Jangan mengira, dia akan kesal dengan predikat numpang nama itu

Sebaliknya justru Rukly memanfaatkan dengan bijak. Malah terkesan gila. Rukly mempunyai mata-mata hampir di setiap kelas. Jangankan kelas seangkatannya, kelas Kak Pandu pun dibabat habis oleh dia.

Mungkin, itu juga yang menjadi alasan Kak Pandu merasa legowo satu sekolah dengan Rukly. Dia hanya menemani selama satu tahun kurang. Dalam artian ini tahun terakhirnya di sekolah. 

Sungguh, beruntung. Mengingat diriku harus menghabiskan tiga tahun bersama Rukly seperti di SMP. Bedanya Si Jabrik yang sekarang lebih gila. Beringas.

Aku hanya mampu berharap tidak ikut menjadi gila seperti Agara yang terbujuk tipu daya syaiton satu itu. 

"Bilang aja lo mau se-klub ama cewek cacat itu!?"

"Hah? Cewek cacat? Melga maksudnya. Emang dia masuk English Club?"

"Iya, gue tahu dari temen gue. Ada-lah gak usah disebutin namanya."

See?!

Sesuai dugaan, Rukly memang mempunyai banyak mata-mata. Penglihatannya ada di mana saja. Mungkin dia terobsesi menjadi detektif. Lihat saja rambut jabriknya mirip serial anime

"Gak ada hubungannya ama dia, 'kan?"

Dusta sekali. Bahkan perkataanku terdengar ragu di telinga sendiri.

Lihat selengkapnya