Disappear Like A Mirage

Sri Wahyuni
Chapter #1

Satu

Sosok pria berwajah seputih salju itu berlari kalang kabut. Sesekali ia membenarkan tudung hoodienya yang terlihat sangat besar di tubuh kecilnya itu.

Tangannya penuh dengan tumpukan buku dan lembaran-lembaran berisi not-not balok yang telah ia siapkan jauh-jauh hari untuk pagi ini.

Napasnya mulai tidak teratur, mungkin saat ini kelas sudah di mulai dan tentunya banyak orang yang akan memandanginya dengan pandangan 'aneh' seperti biasa.

Dengan perasaan gelisah pria itu menaiki tangga setapak demi setapak. Helaan napas keluar dari bibir mungilnya yang sedikit terbuka. Tak tanggung-tanggung kelasnya terasa sangat jauh saat ini.

Mata monoloid-nya menelusuri lorong-lorong yang telah sepi tanpa seorangpun di sana.

Ia menghela napas sebentar, langkah kakinya yang mula tergesa kini terasa berat melangkah. Seakan ada tangan-tangan yang sedang menggelayuti kedua kakinya.

Pintu berbahan kayu berwarna coklat tua di hadapannya itu membuat hatinya ragu untuk mengembalikan niatnya semula.

Ketika tangan kanannya menyentuh daun pintu, suara melodi piano terdengar mengalun indah di telinga. Telapak tangan pria itu mulai berkeringat, napasnya tiba-tiba sesak. Ia memikirkan bagaimana jika seluruh orang di dalam ruangan ini melihatnya dengan aneh? Menatapnya seakan-akan dirinya alien dari planet lain.

'Ayolaahh.' batinnya mengajak hatinya sendiri untuk menerima apa yang akan ia dapat setelah ini.

Ceklek

Bunyi khas dari pintu terbuka membuatnya menahan napas.

Ia melihat semua orang tengah fokus dengan permainan piano seorang lelaki di ujung sana, mentor bertubuh tinggi semampai dengan wajah tegas itu terlihat sangat menikmati alunan melodi dari permainan jemari lelaki yang menari di atas tuts-tuts piano itu.

Tanpa pikir panjang, pria itu menarik ujung hoodienya. Alhasil setengah wajahnya tertutup tudung hoodie miliknya hingga sebatas hidung.

Lihat selengkapnya