“Maafkan aku, tapi aku ingin kamu lari dari sini sekarang juga” Azriel terlihat panik dan cemas. Ia bingung ingin menjelaskan bagaimana dan darimana. Kerutan dahinya menunjukkan kecemasan yang sangat dalam. Bahkan matanya yang selalu bersinar cerah, seakan berbicara kepadaku untuk mengikutinya.
“Kenapa?", "Aku baru saja akan berhasil membuat ramuan untuk menyempurnakan kekuatanku. Tapi kamu, Argh!!!” ucapku sembari menahan amarah. Aku tidak bisa marah kepada sahabatku ini. Bagiku dialah satu-satunya orang beharga yang ku miliki. Meskipun kemarahanku sudah di ujung ubun-ubun, melihat raut mukanya seperti itu, aku jadi enggan untuk marah.
“Aku mohon Lucifia,” Ia membuatku tidak bisa menolak, tatapannya tajam dan tampak bersungguh-sungguh, raut mukanya menunjukkan bahwa dia sedang serius dan gelisah. Aku pun mengikutinya. Ia jarang sekali memanggilku dengan nama Lucifia, kecuali jika ia sedang marah atau kesal.
"Kali ini aku akan menahan amarahku. Akan ku lihat, hal penting apa yang membuatmu sampai segelisah itu" ucapku dalam hati. Tanpa pikir panjang, aku pun berlari mengikuti Azriel.
Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang membuatnya begitu gelisah. Tapi, aku akan mengikutinya dan percaya sepenuhnya kepadanya.
Dia tidak melepaskan tanganku sedikit pun, genggamannya sangat erat dan sedikit membuatku kesakitan.
Azriel terus memaksaku berlari ke suatu tempat, sembari sesekali memeriksa keadaan sekitar. Meskipun sebenarnya aku sangat penasaran dan ingin tau apa yang terjadi. Tapi aku akan menunggu Azriel yang akan menjelaskan sendiri. Karena Azriel adalah sahabatku yang aku percaya sepenuhnya, ia tak kan melakukan hal yang buruk dan membahayakan diriku.
Ternyata Azriel membawaku ke tempat rahasia kami. Dia menyembunyikanku di sana. Aku masih belum mengerti, kenapa dia menyembunyikanku di sini.
"Ziel..." ku panggil namanya berharap ia menjelaskan tindakannya. Tapi, rupanya ia tidak mendengar suaraku memanggilnya karena terlalu fokus untuk melihat keadaan luar dan mengerahkan seluruh sihirnya menyembunyikan tempat ini.
Dalam persembunyian itu, keheningan membawaku kepada kenangan masa laluku yang muncul begitu saja. Kenangan tentang aku dan pertemuan pertamaku dengan Azriel.