Pertama kalinya aku melihat sosok ayahku seperti itu. Aku sangat takut dengan sosoknya yang sekarang.
Ku langkahkan kakiku perlahan mendekati ayah,
“Ayah..” aku berusaha berdiri untuk merangkul ayah.
“AKU BUKAN AYAHMU. PERGI KAU! DASAR ANAK SETAN!” bentak ayah. Suara ayah menggema ke seluruh penjuru rumah. Bahkan menggaung di telingaku.
Hari itu juga, aku pergi dari rumah sambil menangis. Pertanyaan kenapa dan mengapa memenuhi otakku. Ucapan ayah saat itu terus terngiang di telingaku dan berulang-ulang menusuk hatiku hingga membusuk. Tanpa tau arah, aku terus berlari, hingga akhirnya aku menyadari aku berada di ibukota kerajaan. Berkat tanda istimewaku ini, prajurit dan seluruh warga mengenaliku. Seketika aku diseret ke penjara kerajaan.
Aku tak tau kenapa dari sekian banyak arah, kakiku membawaku ke tempat itu. Tak sedikit pun aku diperlakukan layaknya manusisa. Mereka memperlakukanku layaknya monster yang mengerikan dan menjijikkan.
Tapi, otakku tidak bisa memproses emosi dengan baik kala itu. Aku hanya bisa berdiam diri tanpa memberi tanggapan apapun. Meskipun, semua indraku memproses semua dengan baik. Bahkan otakku merekam tiap detik semua kejadian, perkataan dan perlakuan mereka terhadapku. Aku masih terluka dan terkejut dengan sikap ayahku. Jadi aku tidak memiliki tenaga lebih untuk memberi respon apapun terhadap mereka.
Setelah itu, ada seorang wanita yang memiliki sihir kuat mencoba untuk menggali informasi tentang diriku dengan sihir. Sihir wanita itu kuat sehingga otakku seperti dipaksa untuk mengingat kembali masa-masa bersama ayah hingga akhir cerita aku pergi meninggalkan rumah. Tak lama kemudian, raja datang memerintahkan wanita itu untuk membunuhku. Tapi, berkat wanita itu memiliki ketertarikan terhadapku, akhirnya aku dibiarkan hidup.