NAYARA POV [7 TAHUN]
Pernahkah kamu mendengar tentang diskualifikasi manusia?
Itu adalah sebuah pembunuhan yang sangat kejam dimana, ada satu pelaku yang akan membunuh banyak orang yang tidak berguna dalam hidupnya. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang malas bekerja dan berkunjung ke banyak tempat hiburan.
Orang yang tidak berguna, harus segera didiskualifikasi!
Diskualifikasi tahap pertama, telah dilakukan pada 10 tahun lalu dan korbannya adalah sebuah keluarga dengan seorang Ayah yang tidak bekerja dan seorang Ibu yang kerjaannya hanya berleha-leha. Hanya ada satu orang yang bekerja di sana dan orang itu bernama, Lia Nayara.
Diskualifikasi tahap pertama pada bulan Juni, awal musim hujan.
Satu orang pelaku yang berperan sebagai pembunuh bayaran, telah menyelinap masuk ke dalam sebuah rumah yang cukup besar dan mewah namun, isinya benar-benar tidak berguna.
Laki-laki itu memakai jaket hitam dan topi hitam senada dengan apa yang dikenakannya saat itu. Dia membawa tongkat besi yang ujungnya telah dipanaskan dan dia, menyelinap masuk di tengah malam ketika semua orang telah tertidur.
Waktunya untuk mendiskualifikasikan manusia!
Laki-laki itu membunuh semua orang yang berada di rumah besar itu, hanya dengan menggunakan sebuah tongkat besi yang telah dipanaskan. Satu keluarga tewas mengerikan dan beberapa ada juga yang terpotong-potong. Pemandangan yang sungguh mengerikan untuk dilihat oleh seorang anak berumur tujuh tahun.
Ketika proses diskualifikasi manusia dimulai pada keluarganya, Nayara sama sekali tidak menunjukkan bahwa saat ini dia sedang tertidur dan masih berfokus pada bukunya saja. Dia tidak berkeinginan untuk tidur karena, Ayahnya akan memarahinya jika ujian besok tidak mendapatkan nilai tertinggi di kelasnya.
Dan ketika dia mendengar suara keributan yang datang dari kamar lainnya, dia segera beranjak dari tempatnya dan dengan perlahan dia berjalan menuju sumber suara yang saat itu berada di kamar orang tuanya.
Langkah kecil seorang anak berumur tujuh tahun, melintasi satu persatu anak tangga namun, langkah itu harus terhenti karena setetes darah yang saat ini berada di bawah kakinya dan tidak sengaja terinjak olehnya.
Kakinya mendadak hangat dan basah. Setetes darah yang kental, telah mengotori telapak kakinya dan juga tembok-tembok halusnya, telah ternodai oleh telapak tangan yang basah karena darah.