Beberapa bulan lalu, yang muncul pada bulan Mei hingga Januari adalah sebuah peristiwa yang benar-benar membuat jantung berdegup kencang. Sebuah perusahaan yang mengedarkan penjualan darah secara ilegal dan akhirnya musnah dengan ledakan bom yang berada di helikopter miliknya ketika mereka hendak untuk meninggalkan tempat. Dan juga, sebuah kelompok mafia yang tiba-tiba menyerang kota dengan menggunakan berbagai ancaman dan sandera manusia, membuat mereka bertindak seenaknya dan bahkan hampir meledakkan kota dengan menggunakan tiga buah bom yang menyebar di beberapa titik kota dan salah satunya, berada di dalam tubuh seorang dokter yang sengaja di kambing hitamkan.
Dan akibat dari semua itu, seorang Dokter di sebuah rumah sakit ternama mendapatkan imbasnya karena terlibat dalam kasus besar itu. Pangkatnya sebagai dokter bedah diturunkan menjadi dokter rujukan. Dokter itu bernama Rizaldi Pradita yang saat ini telah mendapatkan surat ancaman dari direktur rumah sakit. Bukan hanya pekerjaannya yang diturunkan melainkan, gajinya juga akan berkurang 70 persen!
"Bagaimana ini? Apakah aku harus meminta pada Rayendra untuk menafkahiku dan membayar seluruh uang sewa apartemen ku?"
Namun, kejadian ini sangatlah berbeda dengan apa yang dialami oleh seorang agen detektif bernama Rayendra saat ini. Rayendra adalah sahabat sekolah Rizaldi sejak SMP namun, demi menggapai pendidikan dan mendapatkan gelar terhormat, mereka berdua akhirnya terpisah jauh dari Sabang sampai Merauke. Dan akhirnya, beberapa tahun kemudian setelah keduanya kembali ke tempat asal mereka, sebuah hal besar kembali mempertemukan mereka kembali.
Lalu, kembali pada awal permasalahan yang sebenarnya. Setelah kasus besar telah terselesaikan. Dimana Rizaldi sengsara, di sana ada Rayendra yang mendadak sultan dan terkenal di kalangan wanita-wanita cantik. Dia telah dianggap sebagai pahlawan karena telah menyelamatkan kota dari serangan bom yang dilakukan oleh suatu kelompok mafia dan perdagangan darah ilegal yang dilakukan oleh sebuah perusahaan Eropa.
Pada saat itu, semua orang bersorak, "Dialah pahlawannya! Sungguh dia masih sangat muda dan sudah menjadi pahlawan untuk kota ini!"
"Hahahaha!!! Inilah aku yang sebenarnya! Tampan sejak lahir dan pahlawan paling muda seantero jagat raya!"
Dimana Rizaldi sengsara, di situ ada Rayendra yang mendadak sultan. Setidaknya begitulah yang dialami oleh Rizaldi saat ini. Gajinya dikurangi dan pekerjaannya seolah-olah menjadi sangat tidak berguna. Kehidupan macam apa ini?! Haruskah aku mencari rumah sakit baru dan bekerja di sana? Tapi, catatan ku ketika berada di rumah sakit ini, pasti akan tetap ada meskipun aku pergi keluar negeri!
"Huh,... Jika saja aku memilih pendidikan kepolisian, mungkin saja aku tidak akan menjadi seperti ini. Tapi, jika aku mengemis pada Rayendra apa yang akan terjadi?! Dia tidak mungkin memaksaku untuk tinggal bersamanya, bukan?! Atau mungkin yang lebih parah lagi, dia akan seenaknya mengabaikan ku setelah dia menjadi sultan?!"
Mungkin sebaiknya, hal itu dipikirkan nanti saja. Lagipula, aku masih memiliki cukup uang di rekening.
"JEDUK!!!" Mendadak, ratusan hutang biaya listrik, sewa apartemen dan hutang makanan mendarat di wajahnya. "Setan."
===============Sementara itu=============
"Lia Nayara! Bukankah kamu sudah aku peringatkan berkali-kali?! Jangan sampai membuat keributan dimana-mana!" Teriak seorang Guru Konseling bernama Nouren Fajar yang saat ini sedang memarahi seorang murid perempuan dengan wajah penuh luka bernama Lia Nayara di ruangannya yang berada di sebuah sekolah SMA di tengah kota.
"Cih!" Lia Nayara meludah dan berkata, "Memangnya kekacauan apa yang aku perbuat sehingga kamu memecahkan banyak lampu di sini?"
Nouren kembali berteriak, "Mengapa kau masih bertanya? Sudah berapa banyak kekacauan yang kamu ciptakan? Bolos sekolah, mengajarkan murid baru cara memanjat pagar, menenggelamkan kapal di laut, mencoret-coret buku-buku penting yang ada di perpustakaan dan kamu, selalu menyembunyikan sepatu Gurumu sendiri ketika mereka ke kamar mandi, bukan?!"