Disorder

Bentang Pustaka
Chapter #2

Hujan November

Bandara Internasional Soekarno-Hatta,

November 2026

PANGGILAN boarding bagi penumpang Garuda Indonesia tujuan Kupang untuk memasuki pesawat berkumandang. Di antara para calon penumpang yang bersiap membentuk barisan, seorang perempuan berusia awal 30-an tahun mematikan laptop dan memasukkannya ke tas. Disiapkannya boarding pass, lalu bergabung dengan antrean yang bergerak maju.

Petugas maskapai penerbangan di mulut garbarata yang menerima pas membaca cepat nama yang tercetak. “Ibu Permata Pertiwi,” ujarnya mengembalikan pas kepada si pemilik. “Semoga perjalanan Ibu menyenangkan.”

“Terima kasih,” jawabnya sebelum melangkahkan kaki memasuki garbarata.

Dia menyusuri belalai mekanik itu dengan bergegas, kebiasaan berjalan yang mulai terbentuk sejak menjadi mahasiswi Fakultas Ilmu Kedokteran. Penyebabnya sederhana. Seorang dosen Ilmu Biomedik Dasar—yang dipelajarinya pada semester satu—mengatakan dalam kuliah pertama, “Satu detik bagi seorang dokter bisa membuat nyawa pasien selamat atau meninggal dalam penderitaan dahsyat. Orang yang suka menunda pekerjaan, sepintar apa pun otaknya, tak akan cocok menjadi dokter yang hidupnya selalu berkejaran dengan waktu.” Sejak saat itu kalimat sang dosen mengikat otot-otot gastrocnemius dan soleus yang melekat pada tendon achilles di pergelangan kakinya yang terhubung dengan tumit. Otot-otot yang menentukan kekuatan dan kecepatan berjalan, berlari, melompat, melejit. Seperti sekarang di dalam garbarata yang sempit.

Kakinya yang dibalut sneakers biru laut menopang kedua tungkai jenjang padat dibungkus jins biru pupus. Tubuhnya mengenakan blus merah elektrik dibalut jaket hijau lumut yang dibiarkan terbuka tanpa ditaut. Rambut hitam pekatnya yang lurus dibiarkan menggelinjang di bahu setiap kali kakinya melangkah. Bola matanya berbinar ceria bak kucing Angora. Di balik penampilan fashionista itu tersimpan otak seorang epidemiolog yang mengakrabi dunia mikroba. Penerbangannya kali ini untuk memenuhi undangan Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. W.Z. Johannes di Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Lihat selengkapnya