"Om, Mas, Bang, Ko, sini mampir dulu,"
Celana pendek model mid length shorts warna hitam, atasannya kaos lengan pendek warna putih terlihat sangat ketat dan seksi membalut putih mulus tubuh gadis berwajah cantik lengkap polesan makeup dan huspan lipstik warna merah tua. Sejak tadi ia memanggil-manggil lelaki-lelaki pengunjung yang lewat depan warung, warung remang-remang yang selalu terdengar hingar-bingar suara alunan musik dangdut dari speaker besar.
Di lihat dari raut wajah dan tubuh gadis itu sangat seksi dan paras wajahnya sungguk cantik sekali, ia tidak patah semangat memanggil lelaki-lelaki yang berseliweran depan warung remang-remang dalam kawasan pasar senggol berada di sudut tempat paling sempit di jantung kota jakarta. Bukan hanya gadis itu saja yang memanggil dengan nada merayu dan manja terkadang memaksa menarik dan membelai wajah-wajah lelaki yang mereka tidak muda terayu. Banyak gadis-gadis muda seksi seraya berlomba-lomba merayu dengan gayanya, mereka berdiri depan warung remang-remang menarik-narik tua, bahkan lelaki yang masih berusia tua.
Bahkan didalam warung remang-remang sudah ada juga lelaki-lelaki yang sedang berjoget berpasangan dengan gadis-gadis dalam warung sambil di sodorkan, kadang di paksa untuk minum. Terkadang lelaki itu sampai mabok, karena saking terlalu banyak di paksa minum, minuman beralkohol berkadar tinggi. Botol-botol kosong sengaja di jejerkan diatas meja, padahal hanya meminum berapa botol saja. Terkejut melihat tagihan minuman dan service yang sudah di berikan gadis warung remang-remang. Hanya itu keuntungan gadis warung remang-remang, mereka sengaja mengambil botol kosong untuk di jadikan satu dalam jumlah tagihan.
"Sepi bangat nih malam! Huhh!" gerutu gadis seksi itu, kini mulutnya sudah menghisap rokok sengaja asapnya di kepulkan pada lelaki yang lewat.
"Gara-gara krismon! Jadi sepi gini!" gerutu lagi gadis seksi itu, ia terduduk bersila depan warung menatap kosong lelaki-lelaki pengunjung yang lewat, dua jari kirinya menjepit batang rokok sangat nikmat sekali gaya merokoknya.
"Mbak berapa?" tanya lelaki remaja berwajah tampan, di lihatnya lelaki itu masih remaja, sekitaran masih duduk di sekolah menegah pertama.
"Lagak loe nanya berapa! Kencing aja loe masih belum lurus! Sono loe pergi. Sekolah aja yang benar!" di usirnya lelaki remaja itu, gadis cantik itu sontak kesal di lemparnya rokok dan beranjak bangun kesal.
"Gitu aja marah," ledek lelaki remaja itu sambil berlari.
Banyak tua dan muda pengunjung, mereka hanya sekedar cuci mata, atau sekedar menawar dan banyak juga anak-anak lelaki remaja masih duduk di bangku sekolah hanya sekedar menawar atau meledek, setelah itu mereka kabur.
***
"Mi, sampai kapan Ibu kerjanya begitu terus?" Anak gadis kecil itu sejenak melongkok kebawah, banyak sekali lelaki pengungjung berseliweran dan sedang menggoda gadis warung remang-remang.
Gadis kecil baru saja selesai sholat isya, terbalut hijab putih, dua matanya terenyuh sedih kembali lagi melongok kebawah, semakin jelas terlihat depan warung, kali ini ia melihat gadis cantik sedang merayu lelaki bertubuh gemuk.
"Mami juga tidak tahu, Yu. Sampai kapan Ibumu bekerja melayani lelaki-lelaki hidung belang," jawab wanita tua, tapi paras wajahnya masih terlihat cantik, malam itu ia mengenakan dress warna putih di balut dengan cardigan hitam panjang, sepertinya wanita tua itu sedang tidak enak badannya.
Wanita tua yang di panggil Mami, oleh anak gadis kecil itu. Panggilan Mami di warung remang-remang, adalah wanita yang paling di tuakan, atau wanita yang di anggap sebagai boss, banyak sekali memiliki wayang-wayang atau gadis-gadis.