Ditunggu Tuhan

Herman Sim
Chapter #2

Jangan Lupa Sama Tuhan

"Ernita, pegang uang ini untuk bekal selama nanti kamu di Jakarta," belasan lembaran uang kertas warna merah di sodorkan lelaki tua itu pada anak gadisnya malahan tersenyum.

"Ayah pegang saja uang itu. Aku masih ada tabungan," menolak halus dengan senyuman gadis cantik sudah mengenakan dress pendek batik, bawahannya celana panjang katun, belasan lembaran uang kertas itu di dorong kembali pada lelaki tua.

"Benar kamu ada?"

"Aku masih ada tabungan, Ayah,"

Tentu saja pikiran orang tua akan selalu panjang pada anaknya, apalagi anaknya akan berangkat kejakarta mencari Ibunya, ia berangkat seorang diri.

"Pesan Ayah hanya satu padamu,"

"Jangan lupa berdoa. Jangan lupa sama Tuhan,"

Tidak lagi ada rasa khawatir dari kerutan raut wajah lelaki tua, ia seraya percaya dan yakin dengan jawaban anak gadisnya. Satu koper sudah terisi perlengkapannya selama ia berada di jakarta, wajahnya tersenyum bahagia seraya yakin ia dapat menemukan Ibunya yang selama ini begitu sangat di rindukannya.

"Nanti sampai di Jakarta, kamu cari alamat ini. Semoga saja Ibumu masih tinggal di tempat itu," secaik kecil kertas bertulisan halus di berikan pada anak gadisnya sejenak membaca kemudian di lipat dua, kemudian di masukan kedalam tas kecil warna hitam, talinya menyelempang pada bahu kirinya.

Lelaki tua itu, wajahnya sungguh kharismatik, ia tersenyum kecil seraya percaya dengan keyakinan anak gadis yang sementara waktu akan pergi meninggalkan dirinya. Pandangannya sontak terhenti, dua matanya tidak berkedip, jelas dua matanya menatap Patung Wanita Suci Bunda Maria yang berada di meja kecil dalam ruangan tengah.

Sinar matahari pagi itu tidak terlalu menyangat, udaranya terasa dingin bermain dengan serpihan kabut tipis putih. Hamparan lereng perbukitan sungguh terlukis indah, bagai lukisan kenyataan yang sulit untuk terlupakan. Rumah sederhana bergaya vintage sebentar lagi akan terasa sepi tiada lagi teguran dan perhatian seorang anak gadis pada Ayahnya.

"Selamat Pagi,"

"Pagi Aryo,"

Lihat selengkapnya