Diuji Calon Bapak Mertua

aas asmelia
Chapter #2

2

Sejak kedatangan Mas Denis ke rumah hati jadi gak karuan, antara senang dan deg-degan, dengan ucapannya tadi yang menitipkan diriku pada kedua orangtuaku, seolah aku ini barang kepunyaannyaΒ yang akan di ambilnya nanti.

Malam harinya disepertiga malam, aku meminta petunjuk sama yang Maha Kuasa, untuk sholat istikharah meminta petunjuk-Nya apakah sudah benar pilihanku ini.

Aku bangkit dari tempat tidur, duduk sebentar di tepi tempat tidur, kemudian bagkit dan berjalan menuruni tangga untuk mengambil air wudhu, setelah sampai di kamar mandi, keran ku putar untuk membasuh tangan ku, terasa amat dingin jadi enggan mengambil wudhu tapi teringat akan keputusan tadi akhirnya berwudhu juga, walaupun dengan sedikit malas.

Setelah selesai wudhu, aku pun naik kembali menuju kamar, untuk melaksanakan sholat istikharah 2 rokaat, di sela doa ku, aku memohon.

Β 

'Ya Allah kalau memang dia jodohku dekatkanlah sedekat-dekatnya, tetapi kalau seandainya bukan jauhkanlah sejauh-jauhnya, karena hamba tahu Engkau Maha Mengetahui atas apa yang tidak aku ketahui' Amin kuusap wajahku dengan kedua tanganku.

Ku lipat sejadah dan mukena, menaruhnya di tempat semula dan berjalan menuju tempat tidur untuk merebahkan tubuhku, untuk melanjutkan tidur.

πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚

Setelah enam bulan tak ada kabar darinya, walaupun ada handphone tspi aku tak ada niatan untuk menghubunginya, aku ingin dia yang menghubungi bukan aku,Β jadi aku berpikir apa dia bukan jodohku ? ya sudah untuk apa di pikirkan nyari saja lagi gumamku sambil menatap layar ponsel, apa aku telpon duluan saja ya? ah tidakkk...Β 

Gegsilah...

Biar saja...

Kalau jodoh pasti dia datang...

Akupun menyibukkan diri biar lupa akan hal itu, karena sebelum kenal dengan dia juga, aku sudah pernah kecewa dengan cinta pertamaku yang akhirnya pergi meninggalkanku tak tahu kemana dan tak tahu rimbanya.

'Apakah akan berulang kisah yang sama!' gumamku dalam hati, kalau seandainya iya bisa kecewa berat aku malah mungkin bisa depresi, ya Allah jangan sampai itu terjadi.

Sedang berpikir yang aneh-aneh tiba-tiba ponselku berbunyi terr... terr...

kulihat layar ponsel, tertera di sana nama Mas Denis, 'ah yang dipikirkan telpon juga,' gumamku dalam hati, akupun menekan tombol terima, terdengar suara di seberang sana, suara yang sedikit ngebas tapi sangat kurindukan.

[Assalamualaikum dengan siapa ini?] godaku, sambil senyum-senyum.

[Degan Mas Denis, Dek, masa lupa!] sahutnya, di seberang sana.

[Kagen ya ?] godaku lagi.

Lihat selengkapnya