Pagi itu, Reno datang menjemput Erine lebih awal dari biasanya. Dengan senyuman yang cerah dan helm cadangan di tangan, ia berdiri di depan pintu rumah Erine.
"Hari ini aku ada kejutan buat kamu," ucap Reno sambil mengedipkan mata.
Erine menatapnya dengan penuh tanya. "Kejutan apa? Jangan aneh-aneh, ya."
Reno tertawa. "Tenang, kamu pasti suka. Ayo, ikut aku!"
Erine menghela napas, tetapi senyuman kecil muncul di wajahnya. Dengan cepat, ia mengambil jaket dan buku sketsanya sebelum mengikuti Reno ke motor.
Perjalanan mereka diwarnai canda dan tawa. Angin pagi yang sejuk dan suasana jalan yang masih sepi membuat hati Erine terasa ringan. Setelah beberapa menit berkendara, Reno akhirnya berhenti di depan sebuah taman hiburan kecil di pinggir kota.
"Taman hiburan?" tanya Erine dengan nada terkejut.
Reno tersenyum lebar.
"Ya! Katanya kamu suka menggambar tempat yang penuh warna. Jadi, aku pikir ini tempat yang pas."
Erine terdiam sesaat, menatap wajah Reno yang tampak begitu antusias. Dalam hatinya, ia merasa tersentuh. Reno selalu tahu cara membuatnya merasa istimewa.
"Baiklah, kalau kamu yang ajak, aku ikut," jawab Erine sambil tersenyum.
Di dalam taman hiburan, suasana begitu meriah. Lampu warna-warni menghiasi setiap sudut taman, dan suara musik klasik dari komidi putar terdengar dari kejauhan. Anak-anak berlari-lari gembira, pasangan muda saling bergandengan tangan, dan aroma manis dari permen kapas memenuhi udara.
"Kamu mau coba apa dulu?" tanya Reno sambil menunjuk berbagai wahana.
Erine menggeleng sambil tertawa kecil. "Aku nggak tahu. Ini pertama kalinya aku ke tempat seperti ini."
Reno melihat Erine dengan tatapan kaget. "Serius? Wah, berarti kita harus mencoba semuanya!"
Mereka memulai petualangan mereka dengan naik bianglala. Dari atas, pemandangan taman hiburan terlihat begitu indah. Erine duduk di sebelah Reno, menikmati angin yang menerpa wajahnya. Ia menggenggam erat buku sketsanya, tetapi tak mampu menggambar apa pun. Pemandangan di depannya terlalu menakjubkan untuk dituangkan dalam bentuk garis.
"Kamu tahu," ucap Reno tiba-tiba, "tempat seperti ini mengingatkanku pada masa kecil. Dulu, aku sering ke taman hiburan dengan keluargaku."
Erine menoleh padanya, menatap matanya yang tampak menerawang. "Kedengarannya menyenangkan."
Reno tersenyum. "Iya. Tapi sekarang, aku lebih senang datang ke sini dengan kamu."
Kata-kata itu membuat pipi Erine memerah. Ia hanya bisa menunduk, merasa canggung sekaligus bahagia.
Setelah bianglala, mereka mencoba wahana lainnya: komidi putar, rumah kaca berisi cermin, dan permainan tembak balon. Reno bahkan memenangkan boneka kecil berbentuk beruang untuk Erine.