Diujung Usia Kita Bertemu

Rasya hamzadinata
Chapter #6

Rahasia Yang Terungkap #6


Keesokan harinya, Reno memutuskan untuk mengunjungi Erine di rumahnya. Ia membawa sekeranjang buah dan bunga yang ia beli di jalan. Namun, ketika sampai, ia mendapati suasana rumah Erine tampak sepi. Ia mengetuk pintu berkali-kali, tapi tak ada jawaban.


Reno mulai khawatir. Ia mencoba menelepon Erine, tetapi tak ada yang mengangkat. Dalam kebingungan, ia memutuskan untuk bertanya pada tetangga. Seorang ibu tua yang tinggal di sebelah rumah Erine akhirnya memberi tahu sesuatu yang membuat hati Reno berdegup kencang.



“Erine dibawa ke rumah sakit pagi ini. Aku dengar ia mendadak pingsan.”



Mendengar itu, Reno segera menghidupkan motornya dan melaju ke rumah sakit yang disebutkan. Sepanjang perjalanan, pikirannya dipenuhi berbagai kemungkinan buruk.



Di rumah sakit, Reno bergegas ke ruang informasi untuk mencari tahu di mana Erine dirawat. Setelah diberi tahu nomor kamarnya, ia langsung menuju ke sana. Saat tiba, ia melihat ibu Erine duduk di luar kamar dengan wajah yang tampak lelah dan khawatir.



“Tante…” Reno memanggil pelan.



Ibu Erine mendongak dan tersenyum saat melihat Reno.


“Kamu Reno, kan?”



Reno mengangguk. “Bagaimana keadaan Erine, Tante? Apa yang terjadi?”



Ibu Erine menghela napas panjang, lalu berkata dengan suara berat,


“Erine… dia memiliki kondisi jantung yang kritis. Penyakit ini sudah lama kami ketahui, tapi semakin hari, kondisinya semakin memburuk.”



Reno terdiam. Dengan kata-kata itu seolah menghantamnya seperti gelombang besar.


“Kenapa… kenapa dia tidak pernah bilang?” tanyanya dengan suara bergetar.



“Erine tidak ingin orang lain merasa kasihan padanya. Dia ingin menjalani hidupnya seperti orang biasa, meskipun dia tahu waktunya mungkin tidak lama lagi,” jawab ibu Erine sambil menahan air mata.



Reno merasakan dadanya sesak. Ia mencoba memahami betapa beratnya beban yang selama ini dipikul Erine sendirian.



“Boleh aku masuk, Tante?” tanya Reno akhirnya.



Ibu Erine mengangguk. “Masuklah. Mungkin kehadiranmu bisa membuatnya lebih tenang.”



Reno membuka pintu kamar perlahan. Di dalam, ia melihat Erine terbaring lemah di ranjang, dengan berbagai alat medis terpasang di tubuhnya. Wajahnya tampak pucat, tetapi ia masih berusaha tersenyum ketika melihat Reno masuk.



“Reno…” suara Erine terdengar lemah.

Lihat selengkapnya