Diujung Usia Kita Bertemu

Rasya hamzadinata
Chapter #7

Cahaya Di Tengah Malam #7


Malam tahun baru terasa berbeda bagi Erine. Ia masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit, tubuhnya diselimuti rasa lelah yang tak kunjung hilang. Namun, harapan kecil yang dijanjikan Reno beberapa hari lalu memberinya semangat untuk terus bertahan.



"Kita akan nonton kembang api bareng, meskipun dari sini," ujar Reno dengan senyumannya waktu itu.




Erine masih ingat betul bagaimana Reno menggenggam tangannya, berjanji bahwa mereka akan menyambut tahun baru bersama, tak peduli kondisi mereka. Kini, ia hanya bisa menatap jam dinding yang berdetak pelan, menanti kedatangan malam.



Pukul tujuh malam, Reno akhirnya muncul di kamar Erine dengan membawa sekotak makanan ringan dan sebotol kecil soda. Wajahnya terlihat sedikit pucat, tapi senyumnya tetap hangat.



"Hai, maaf aku agak telat. Aku harus mampir beli ini dulu," ujarnya sambil menunjukkan bawaannya.



Erine tersenyum lemah. "Kamu benar-benar nggak perlu repot, Reno. Aku cuma butuh kamu ada di sini."



Reno tertawa kecil.

"Kalau aku nggak bawa apa-apa, rasanya nggak spesial dong. Ini malam tahun baru, Erine. Harus ada sedikit perayaan."



Keduanya duduk bersama di kamar yang sunyi itu. Reno mulai membuka makanan ringan dan menuangkan soda ke dalam dua gelas plastik yang ia bawa. Suasana terasa hangat meski sederhana.



"Apa kamu yakin nggak apa-apa di sini? Kamu terlihat agak lelah," tanya Erine, memperhatikan wajah Reno yang sedikit berbeda dari biasanya.



Reno mengangguk cepat, mencoba menyembunyikan rasa sakit yang perlahan menyerangnya.


"Aku baik-baik saja. Yang penting aku bisa menemani kamu malam ini."



Namun, beberapa menit kemudian, Reno mulai terlihat lebih sering memegangi dadanya. Keringat dingin tampak mengalir di pelipisnya. Erine memperhatikan dengan cemas.



"Reno, kamu benar-benar nggak apa-apa? Kamu kelihatan… aneh," ujar Erine dengan nada khawatir.



Reno tersenyum kecil, meskipun wajahnya menahan rasa sakit.

"Aku cuma butuh istirahat sebentar. Kamu nggak perlu khawatir, oke?"



Tapi sebelum Erine sempat mengatakan apa-apa, tubuh Reno tiba-tiba limbung, dan ia terjatuh dari kursi.



"Reno!" teriak Erine panik, meskipun suaranya lemah.



Para perawat yang mendengar keributan itu segera masuk ke kamar. Mereka mengangkat Reno yang pingsan dan membawanya ke ruang darurat. Erine hanya bisa terdiam, tubuhnya gemetar, tidak percaya apa yang baru saja terjadi.



Lihat selengkapnya